Dengan Nomor Urut 9, Graal Taliawo Siap Menuju DPD-RI

Dr. R. Graal Taliawo, calon anggota DPD RI Dapil Maluku Utara. Foto: Istimewa

Dr. R. Graal Taliawo resmi terdaftar sebagai calon tetap Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) dengan nomor urut 9 daerah pemilihan Provinsi Maluku Utara pada 3 November 2023 lalu.

Graal menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukungnya hingga titik ini. “Undakan demi undakan kita lalui dengan dukungan basudara semua. Tantangan dan peluang selama ini juga ke depan adalah energi yang berarti bagi kemantapan langkah saya selanjutnya,” ucap Graal.

Geraal diketahui bukan sosok karbitan yang tiba-tiba hadir mencalonkan diri sebagai anggota DPRD. Ia membutuhkan waktu sekitar 15 tahun untuk perbekalan diri. Sebab menurutnya, pejabat publik adalah profesi yang serius.

“Tidak bisa kita coba-coba tanpa dibekali kapasitas yang memadai untuk mendukung kinerja dari jabatan yang kita tuju kelak. Saya selalu tekankan untuk para kandidat—termasuk bagi diri sendiri—setidaknya bekali diri dengan modal intelektual, modal ekonomi, dan modal jejaring sosial yang dibarengi integritas dan moralitas diri yang baik,” jelas Graal.

Pendidikan dan pengalaman kerjanya terkait politik tak bisa dipandang sebelah mata. Keilmuan yang digelutinya adalah Ilmu Administrasi Negara (S1), Ilmu Sosiologi (S2), serta Ilmu Politik (S3). Dari segi karier, selain pernah bergelut di bidang sosial sebagai peneliti isu HAM dan kebebasan beragama, ia juga memiliki rekam karier politik selama 4 tahun sebagai tenaga ahli di DPR-Papua dan 3 tahun sebagai tenaga ahli DPR-RI.

“Berkaca pada itu, dengan kapasitas dan kapabilitas diri saya, saya menawarkan alternatif harapan pada warga untuk bersama mewujudkan apa yang akan diagendakan tersebut,” papar doktor ilmu politik ini.

Makna Nomor 9

Menurutnya, dalam Pemilu, angka bukan sekadar angka, melainkan simbol politis. “Sebenarnya semua angka sama saja, namun dalam pemilu, angka bersifat representatif untuk hal atau orang tertentu. Kalau kata penggemar sepak bola, nomor punggung 9 itu biasanya adalah penyerang dan top scorer. Saya sangat menyambut positif hal tersebut. Semoga nomor urut 9 yang saya dapat juga bisa dilimpahkan manfaat serupa,” ungkapnya saat ditanya mengenai makna nomor 9 sebagai nomor urutnya.

Baca Juga:  Buka Rekrutmen Pegawai, Bank Bobato Syariah Kepulauan Sula Prioritaskan Putra-puri Daerah

Ia juga menambahkan bahwa angka 9 adalah penutup dan tertinggi dalam angka. Diharapkan makna ini membawa positif bagi dirinya.

Tentang agenda kerja, ia enggan untuk membicarakan lebih jauh karena belum tahap kampanye. Baginya, tak ada janji bombastis dan muluk-muluk.

“Saya, dalam artikel (tulisan), video, juga diskusi kerap mengkritik terkait kandidat yang berjanji sesat dan warga yang berharap keliru,” akuinya.

Menurutnya, tak sedikit kandidat yang janji di luar tupoksi atau wewenang dari jabatan yang ditujunya kelak, bersifat pribadi (bukan publik), dan tidak sesuai dengan anggaran daerah/nasional.

“Banyak kasus calon legislatif berjanji bangun jalan sekian kilo meter. Warga pun tak jarang minta janji sejenisnya. Ini jelas keliru karena aspek-aspek yang saya sampaikan sebelumnya telah diterobos. Bukan untung malah buntung. Mereka terbeban dengan janjinya sendiri dan warga pun kecewa karena telah berharap,” ujar laki-laki kelahiran Wayaua, Bacan ini.

Mari Berpolitik Gagasan

“Saya ingin menang tapi dengan cara yang bermartabat,” jawabnya saat ditanyai mengenai politik uang/transaksional yang biasanya masif terjadi saat momen pemilu.

“Dalam berpraktik politik, saya meyakini dan menganut nilai politik gagasan, yang mengutamakan pertukaran ide/gagasan, bukan materi lainnya,” tambah pegiat Politik Gagasan ini.

Melalui nilai politik gagasan yang disebarkan sebarkan, ia ingin semua orang berbenah demi demokrasi yang mapan ke depan sehingga peluang untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat lebih besar.

Kandidat dan warga harus sama-sama berbenah dalam momen Pemilu. Kandidat tawarkan kapasitas dan kapabilitas dirinya, warga mengujinya. Kandidat tawarkan agenda kerja yang terukur dan relevan, warga mengujinya. Tak ada lagi politik uang/transaksional dan politisasi identitas.

Lelaki 36 tahun ini, mengingatkan semua pihak untuk tolak praktik politik buruk, seperti politik uang. Masyarkat bagi ia, harus aktif berpartisipasi dalam politik warga yang aktif.

Baca Juga:  Ikut Rakor RTRW di Jakarta, Bupati Bassam: Pembangunan Harus Berwawasan Lingkungan

“Jika prasyarat-prasyarat ini kita lakukan, secara langsung kita telah menjadi subjek yang berperan untuk memperbaiki sistem demokrasi kita sendiri. Pun, membuat pemilu bermutu dan berkualitas,” katanya.

Nilai tersebut, sambung ia, layak didukung. Ia optimis bahwa selalu ada harapan untuk perbaikan Maluku Utara. Ia bilang, saatnya wajah Maluku Utara lebih berseri karena sumber daya manusia dan sumber daya alamnya berhasil memanfaatkan dan dimanfaatkan secara optimal.

“Bagi saya, dukungan basudara semua adalah ‘pagar’ untuk menjaga sekaligus ‘tali’ yang mengikat. Anda mendukung, tugas saya untuk berpikir dan bekerja,” tutupnya.

—–

Editor: Ghalim Umabaihi