Dari kiri ke kanan: Mohammad Syarief BSA (Ketua Tim), Misdiarso Wongsokarto (Pembimbing Tim), dan Abdurrachman Doa (Anggota Tim). Foto: istimewa
Berangkat dari keresahan terhadap persoalan pengelolaan lingkungan yang belum tertangani dengan baik, khususnya kebiasaan membuang sampah ke barangka di Kota Ternate, Maluku Utara, yang kemudian bermuara ke pesisir, dua siswa SMP Alkhairaat Kota Ternate, Mohammad Syarief BSA dan Abdurrachman Doa, mulai memikirkan solusi berupa penelitian ilmiah.
Keduanya, yang tergabung dalam Club OPSI SMP Alkhairaat, mengusulkan kepada pembimbing untuk menjadikan isu tersebut sebagai fokus penelitian.
Perjalanan riset ini dimulai pada Maret 2025. Awalnya, ide penelitian hanya berfokus pada dampak limbah plastik terhadap masyarakat pesisir. Namun setelah melalui proses pembinaan intensif, ruang lingkup penelitian diperluas menjadi dampak limbah domestik, agar analisis yang dilakukan dapat menggambarkan kondisi pencemaran secara lebih komprehensif.
Ide tersebut kemudian didaftarkan pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Tim ini diberi nama Eco-Sentinels, yang bermakna Penjaga Lingkungan. Judul penelitian yang diajukan adalah:
“Pesisir Ternate yang Terluka: Dampak Limbah Domestik Kali Mati terhadap Keberlanjutan Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kecamatan Ternate Selatan”.
Setelah melalui proses seleksi tahap proposal dan dinyatakan lolos pada Mei 2025, tim mulai melakukan rangkaian penelitian. Terdapat empat tahapan utama:
Observasi Lapangan
Dilakukan di empat kelurahan di Kecamatan Ternate Selatan: Bastiong Talangame, Kalumata, Gambesi, dan Sasa. Observasi dipusatkan pada area dengan tingkat pencemaran limbah domestik tinggi, yaitu barangka, hulu, dan wilayah pesisir. Jenis sampah dan koordinat lokasi dicatat secara rinci.Pemetaan Lokasi Sampah
Koordinat yang diperoleh kemudian dipetakan untuk melihat pola hubungan spasial antara sumber limbah dan lokasi pencemaran.Wawancara Masyarakat
Dilakukan kepada warga pesisir dan para nelayan untuk mengetahui dampak pencemaran terhadap keberlanjutan penghidupan mereka.Analisis Data dan Penulisan Laporan
Proses analisis menyeluruh dilakukan berdasarkan ketiga jenis data yang sudah terkumpul. Penulisan laporan akhir selesai pada 8 Oktober 2025.
Penilaian naskah dilakukan pada 15–18 Oktober 2025 dan pengumuman hasil seleksi dipublikasikan pada 23 Oktober 2025. Dari 1.028 laporan yang dikumpulkan pada Bidang IPS dari sekolah-sekolah Indonesia di dalam dan luar negeri, tim Eco-Sentinels SMP Alkhairaat berhasil menjadi salah satu dari 25 finalis Nasional OPSI 2025.
Tahap final berlangsung di Universitas Surabaya (Ubaya) pada 10–16 November 2025. Rangkaian kegiatan meliputi:
Pada momen inilah, tim Eco-Sentinels dari SMP Alkhairaat Kota Ternate, Maluku Utara, diumumkan sebagai peraih Medali Perunggu OPSI 2025. Prestasi ini menjadi medali pertama dalam sejarah keikutsertaan Maluku Utara pada ajang OPSI, sekaligus tonggak penting bagi sekolah dan daerah.
Dari Desa Adat Asahduren, Kabupaten Jembrana, Bali, lahir cerita keberhasilan sertipikasi tanah ulayat yang membuka…
Taufik Kailul (19 tahun), seorang tahanan di kejaksaan negeri Kepulauan Sula, Maluku Utara, dikabarkan meninggal…
Bupati Halmahera Timur, Ubaid Yakub, melakukan koordinasi dengan Direktorat Pembangunan Kawasan Transmigrasi di Kementerian Transmigrasi…
Kebakaran melanda lantai dua Gedung Musdalifa Asrama Haji, Kelurahan Ngade, Kota Ternate, Maluku Utara, pada…
Sebagai bagian dari kontribusi terhadap upaya nasional dalam menciptakan masyarakat yang lebih siap menghadapi risiko…
Polres Pulau Taliabu, Maluku Utara, kembali menunjukkan komitmennya dalam menekan peredaran barang ilegal di wilayah…