Pengalaman Naik Sabuk Nusantara dari Ternate ke Pulau Taliabu

Sekretaris Bawaslu Pulau Taliabu, Bang Ata (sapaan) bersama CEO cermat Faris Bobero (kiri) dan redaktur cermat Rian Hidayat, berswafoto bersama di dek kapal Sabuk Nusantara 36. Foto: La Ode Hizrat Kasim

Beberapa penumpang mulai menaiki tangga kapal yang menjulur ke lantai pelabuhan Ahmad Yani Kota Ternate, Maluku Utara, pagi itu, Jumat, 19 Januari 2024, sekitar pukul 09.30 WIT.

Cuaca laut memang sedikit tak bersahabat. Sesekali, para penumpang tampak merasa was-was menaiki tangga kapal yang berkali-kali dihantam gelombang.

Riuh suara penumpang hingga pedagang asongan yang menjajakan aneka makanan berpadu terdengar lantang di se-antero pelabuhan.

“Naik sudah, kapal so mo (sudah mau) barangkat (berangkat),” kata salah satu penumpang, sembari menuju geladak kapal.

Tak menunggu lama, sejurus kemudian kru cermat pun tiba di dek tiga Sabuk Nusantara 36 dan menempati kelas ekonomi.

Sabuk Nusantara 76 umumnya melayani rute Ternate-Pulau Taliabu hingga sejumlah daerah lain di Sulawesi.

Baca Juga:  Hotel Vellya

Kapal ini juga memiliki kelas ekonomi hingga ruang VIP dengan harga tiket yang bervariasi. Kelas ekonomi lazimnya ditempati secara acak dan beramai-ramai.

Menurut Pelni, Sabuk Nusantara merupakan satu di antara banyaknya kapal perintis yang dioperatori langsung oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero).

Memiliki trayek dengan ruas yang cukup banyak, kapal ini pun menyinggahi Ternate menuju Pulau Taliabu, Maluku Utara.

Lautan Luas: Poros Maritim Timur Indonesia

Sebagai daerah kepulauan, kapal memang menjadi sarana umum warga Maluku Utara ketika hendak melancong ke daerah lain. Provinsi ini memiliki bentang perairan laut yang terbilang cukup luas.

Dikutip dari Kemenkumham Malut, provinsi Malut memiliki 395 pulau besar dan kecil. Dari jumlah itu, sebanyak 64 pulau telah dihuni, sementara 331 pulau lainnya belum dihuni.

Sebagian besar wilayah Malut memang terdiri dari laut dengan luas mencapai 106.977,32 km² atau 76,27 persen. Sementara sekitar 23,73 persen adalah wilayah daratan.

Tak hanya itu, batas-batas yang mengitari provinsi ini adalah laut. Sebelah Timur berbatasan dengan laut Halmahera, sebelah Barat dengan laut Maluku. Sebelah Utara adalah Samudera Pasifik, dan sebelah selatan dengan laut Seram.

Baca Juga:  Ternate City Hotel

Dengan bentang lautan yang begitu luas, tak mengherankan jika perjalanan berhari-hari di atas kapal sangat lazim terjadi.

“Kalau sampai Bobong, Taliabu, paling satu hari lebih sudah sampai,” ucap seorang penumpang saat ditanya kru cermat di dek kapal Sabuk Nusantara.

Kehadiran Sabuk Nusantara, menurut dia, sejatinya membantu transportasi lokal mereka. Selain harga tiket yang terjangkau, kondisi kapal yang nyaman menjadi alasan utama Sabuk Nusantara menjadi pilihan transportasi paling mutakhir bagi warga Taliabu.

“Kalau kapal yang lain justru sampai dua hari,” ungkapnya.

Esok harinya, Sabtu petang, pukul 20.30 WIT, kru cermat kemudian tiba di Pelabuhan Bobong, ibukota Pulau Taliabu.