Cuaca terik menikam jalanan Ternate. Namun, kaki-kaki tanpa alas itu terus berjalan membawa plakat pahlawan nasional Sultan Baabullah. Sepanjang jalan, tangis haru tumpah mengantar piagam sang sultan ke rumahnya sendiri.
Sabtu, 14 November 2020, plakat penganugerahan pahlawan nasional Sultan Baabullah tiba di Ternate, Maluku Utara. Ratusan orang dari perangkat adat kesultanan Ternate sejak pagi sudah menunggu di Bandara Baabullah.
Sekitar pukul 10.30 WIT, rombongan dari Kementerian Sosial keluar dari terminal bandara. Orang-orang berjubel, berebut melihat plakat dan piagam sang sultan penguasa 72 negeri itu. Perangkat adat kesultanan Ternate kemudian membawa piagam keluar ke bagian pelataran untuk selanjutnya diarak menuju kedaton.
Matahari seperti di atas kepala. Sangat panas. Kendati begitu, sebagian bala kusu se kano-kano (rakyat Ternate) tanpa alas kaki itu seolah tak peduli. Nyala semangat membuat mereka terus berjalan, mengarak bendera serta piagam diiringi musik gala juga tide-tide.
Saat berjalan kaki, rombongan sempat berhenti di pertigaan jalan Dufa-Dufa. Beberapa pemuda sontak menari cakalele. Teriakan ‘aulee’ dan hentakan kaki bergetar, membuat sejumlah perempuan paruh baya di sisi jalan tak mampu menahan tangis haru. Mereka merekam atraksi itu dengan gawai sambil sesekali menghapus air mata.
Rombongan kemudian terus berjalan dan tiba di kedaton sekira pukul 12.15 WIT. Wali Kota Ternate Haji Burhan Abdurrahman menyambut plakat tersebut dan membawanya masuk untuk selanjutnya diserahkan ke pihak kesultanan Ternate.
Pembacaan doa mengiringi acara penyerahan. Para bobato di kesultanan Ternate terlihat khusyuk melantunkan doa-doa. Semua orang menengadahkan tangan dan pada beberapa orang, mata mereka tampak berkaca-kaca.
Presedium Madapolo Keluarga Malamo Ternate (KARAMAT) M Ronny Saleh, dalam kesempatan itu, tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukurnya. Tidak berlebihan memang jika Ronny begitu emosional dan tak sanggup menahan tangis harunya.
KARAMAT sejak 2018 lalu menjadi inisiator pengusulan ke pemerintah Kota Ternate. Dari situlah, proses administrasi terus berlanjut ke Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Kementerian Sosial, hingga akhirnya pada Selasa 10 November 2020 Presiden Joko Widodo menetapkan Sultan Baabullah sebagai pahlawan nasional.
Proses panjang ini juga melibatkan para sejarawan dan pemerhati sejarah dari beragam latar akademik.
“Terima kasih pada seluruh komponen yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, yang memberikan dukungan baik yang tertulis dalam naskah akademik, Allah akan mencatat dukungan kalian semua sebagai amal ibadah,” ucap Ronny.
“Satu hal yang ingin saya tekankan, pahlawan adalah nilai keteladanan. Disebut pahlawan karena ada yang patut kita teladani. Untuk itu, saya berharap dengan gelar yang diberikan kepada Sultan Baabullah bisa menjadi nilai keteladanan untuk masyarakat Ternate, menjadi spirit perjuangan untuk generasi muda,” sambungnya.
Sementara itu, mewakili ahli waris, putra mendiang Sultan Mudaffar Sjah, yakni Ofa Hidayat Mudaffar Sjah, menuturkan cikal bakal semangat mendorong Sultan Baabullah sebagai pahlawan nasional, dimulai sejak tahun 1968.
“Pada tahun 1968, ayah membentuk dewan adat yang kemudian menjadi cikal bakal Pemuda Baabullah. Itulah kemudian dibuat satu struktur, lembaga formal yang bernama Kapita Baabullah. 30 tahun kemudian, pada 1998 atas izin beliau saya mengubah nama menjadi Generasi Muda Sultan Baabullah (GEMUSBA),” ucap Ofa Hidayat.
Ia bilang, saat itu pihaknya pernah mengusulkan. Namun, terhenti karena ada peristiwa konflik horizontal. Tak hanya itu, ayahnya mengatakan, pengusulan lebih baik dilakukan oleh rakyat Ternate sendiri ketimbang dari ahli waris atau anak-cucu sang sultan.
“Ayah juga berpesan, mengusung Sultan Baabullah juga harus menerapkan nilai-nilai yang ditampakkan Sultan Baabullah, adalah seorang manusia yang begitu paham hakikat manusia. Ketika Sultan Khairun (ayah Sultan Baabullah) dibunuh oleh Portugis, justru Kolano Baab, perlakukan mereka (Portugis) dengan baik, mengantarkan mereka keluar sampai batas wilayah teritorial kesultanan Ternate,” jelasnya.
Acara penyerahan itu kemudian ditutup dengan foto bersama. Berlokasi di pendopo kesultanan Ternate, layar spanduk besar sang sultan yang dikenal diplomat ulung itu menjadi latar foto para tamu undangan.
Satu per satu elemen organisasi maupun perangkat adat kesultanan juga tak ingin melewatkan momen tersebut. Rasa bangga berfoto dengan sketsa Sultan Baabullah tampak terpancar di wajah mereka.