Duta Besar RI untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, Kamapradipta Isnomo, saat menerima penghargaan. Foto: Istimewa
Buku The Heart of The Spice Forest yang ditulis Kris Syamsudin dan Michelle Prasad memenangkan kategori Best of The World-Fund Raising Book pada kompetisi buku kelas internasional Gourmand International Book Awards 2023.
Penghargaan dalam event yang digelar di Swedia pada 26 Mei kemarin, diterima Duta Besar RI untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, Kamapradipta Isnomo.
Gourmand Awards diketahui kerap disandingkan dengan penghargaan Oscars. Event ini sendiri terinspirasi dari Olimpiade dan semangatnya.
Gourman Awards adalah kesempatan untuk membangun imaji budaya makanan dan menunjukkan pada dunia semangatnya.
Tiap tahun Gourmand Internasional menganugerahkan penghargaan kepada buku makanan dan minuman terbaik di dunia dalam berbagai kategori.
The Heart of the Spice Forest adalah satu-satunya buku yang mewakili Indonesia pada ajang ini dan dinominasikan untuk empat kategori, yakni United Nations Decade of Indigenous Languages 2022-2023, Best Multilingual Book, Best First Cookbook, dan Best Fund Rising Book
Buku ini merupakan besutan komunitas Cengkeh Afo dan Gamalama Spices (CAGS), sebuah komunitas indigenous yang tinggal di hutan rempah tertua di dunia, Ternate.
Literatur berskala internasional ini ditulis dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Inggris, Indonesia, dan bahasa Ternate. Buku tersebut diproduksi di tengah pandemi Covid-19, ketika perubahan iklim dan bencana global terus mengancam sistem pangan, kemajuan ekonomi, dan kesetaraan sosial.
Sejumlah resep menu makanan dari CAGS juga dimasukkan dalam buku ini, yakni Kerapu Merah Rempah Kenari, Ayam Organik Rimo Rempah, Sayur Lilin Tuna Asap Rempah, Singkong Ngo, Dabu-Dabu Ikan Tore, dan Teh Rempah.
Buku ini dijual seharga Rp 300 ribu per eksemplar dan seluruh hasil penjualan akan diserahkan untuk komunitas CAGS bagi pengembangan aktivitas mereka di lapangan dan biaya pemeliharaan lokasi.
Kris mengaku, ia dan koleganya Michelle Prasad amat senang karena kisah tentang rempah-rempah Maluku Utara dan budayanya sudah didengar dunia melalui buku ini.
“Gastronomi Maluku Utara yang berbasis rempah sangat diperhitungkan pada level internasional,” ujarnya, Sabtu, 27 Mei 2023.
Ia berharap, perjuangan CAGS mengangkat kembali kisah epik rempah dunia pada jalur rempah di Maluku Utara melalui gastronomi, atraksi budaya dan perilaku masyarakat lokal di Cengkeh Afo bisa menjadi inspirasi seluruh generasi muda untuk bisa bangkit mengangkat prestasi Maluku Utara pada level nasional dan internasional.
———
Penulis: Tim cermat
Editor: Ghalim Umabaihi
Pemerintah Daerah (Pemda) Pulau Morotai, Maluku Utara, resmi menggelar pelepasan Jemaah Calon Haji (JCH) tahun…
Kebijakan parkir tepi jalan di pusat perkotaan Ternate, Maluku Utara menuai kritik. Penataan parkir tersebut…
Polisi memastikan terdapat banyak pihak yang akan menjadi tersangka dalam kasus aktivitas pertambangan emas ilegal…
Masyarakat Desa Barumadehe di Kecamatan Kao Teluk, Halmahera Utara, Maluku Utara menyampaikan apresiasi atas kehadiran…
Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara menegaskan bahwa proses penanganan…
Karyawan atau staf di PDAM Cabang Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, cekcok dengan Dirut…