News

Ajakan Menjaga Keanekaragaman Hayati Maluku Utara Melalui Festival Kehati-MU 2024

Rangkaian kegiatan Festival Keanekaragaman Hayati Maluku Utara (Kehati-MU) kedua tahun 2024 resmi ditutup pada Minggu malam, 10 November 2024. Sejumlah komitmen menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati di Maluku Utara pun terus digaungkan.

Koordinator Burung Indonesia Region Kepulauan Maluku, Benny Aladin Siregar mengatakan, Kehati-MU merupakan rangkaian dari program Merayakan Keberagaman Burung di Indonesia (MKBI) yang digelar di sejumlah daerah.

“Di Maluku Utara sendiri kegiatan ini dirayakan dalam bentuk festival yang menggabungkan edukasi dan hiburan guna meningkatkan kesadaran konservasi,” kata Benny dalam keterangannya, Senin, 11 November 2024.

Festival Kehati-MU pertama kali digelar tahun 2023 berkolaborasi dengan sejumlah organisasi pemerhati lingkungan di Maluku Utara. Kegiatan ini berlanjut di tahun 2024 dengan kolaborasi Burung Indonesia bersama Halmahera Wildlife Photography (HWP) dan Magazine Art Space yang berlangsung 5-10 November 2024 di Fort Oranje Ternate.

Menurut Benny, Maluku Utara menjadi provinsi dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Wilayah ini menjadi habitat penting bagi 350 jenis burung. Pulau terbesarnya adalah Halmahera yang dihuni 252 jenis burung di mana 26 jenis di antaranya merupakan endemik Maluku Utara.

Baca Juga: Ketika Hunian Indah Burung Halmahera Digempur Tambang

Kendati demikian, Benny menuturkan bahwa keberlangsungan hidup burung-burung tersebut menghadapi ancaman serius mulai dari perburuan, perdagangan ilegal, hingga habitat mereka hilang akibat laju deforestasi. Burung Indonesia mengajak semua pihak dapat menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati di Maluku Utara.

Sementara perwakilan HWP, Dewi Anindita menyampaikan bahwa di sisi lain Kehati-MU bertujuan mengampanyekan keanekaragaman hayati burung-burung khas Maluku Utara.

Dewi menyebut adapun beragam kegiatan yang telah disajikan dalam Festival Kehati-MU seperti pameran foto, expo organisasi pemuda pemerhati lingkungan, kegiatan mewarnai gambar burung bagi anak-anak hingga cerdas cermat untuk siswa SMA sederajat.

“Kita juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terkait isu perlindungan burung paruh bengkok serta mengembangkan dan memperluas jejaring konstituen konservasi masyakat Maluku Utara dengan harapan bisa menggait partisipasi publik untuk turut melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati,” ucap Dewi.

cermat

Recent Posts

Ghifari Bopeng Kena Somasi PT Apollu Nusa Konstruksi soal Utang 1,3 Miliar

PT Apollu Nusa Konstruksi melayangkan surat tagihan dan somasi kepada PT Hapsari Nusantara Gemilang untuk…

7 jam ago

Jejak Harmonis Alam dan Tambang Emas Gosowong

Setiap 10 Agustus, Indonesia memperingati Hari Konservasi Alam Nasional sebagai momen refleksi pentingnya menjaga kelestarian…

8 jam ago

Kongsi Gigs dan Suara Perlawanan dari Right Chambers untuk 11 Warga Adat Sangaji

Kongsi Gigs: Music, Football, Culture di Ternate, Maluku Utara, bukan sekadar acara manggung. Acara ini…

9 jam ago

FORMAT PRAGA Serahkan Dokumen Laporan Mafia Tambang ke KPK

Perwakilan massa Aksi Front Mahasiswa Maluku Utara Pro Warga Maba Sangaji (FORMAT PRAGA) akhirnya menyerahkan…

10 jam ago

Aksi Desak KPK dan Kementerian ESDM Periksa IUP PT Position

Puluhan orang yang tergabung dalam organisasi masyarakat sipil, mulai dari tokoh adat, dan pemuda Halmahera…

10 jam ago

BEM Faperta Unkhair: Bebaskan 11 Warga Adat Maba Sangaji

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, juga menyuarakan solidaritas untuk 11…

10 jam ago