News

Deklarasi Milenial Projou di Halmahera Timur, Relawan Minta Husain-Asrul Prioritaskan Sektor Pertanian

Relawan milenial pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid Ichsan (HAS Malut) menggelar diskusi bertajuk Mimbar Selamatkan Maluku Utara di Maba, Halmahera Timur, Sabtu, 14 September 2024.

Diskusi yang mengusung tema “Milenial Fagogoru Bicara” tersebut menghadirkan narasumber milenial, di antaranya Eros Gorahe, petani dari kecamatan Maba Utara dan Udin Abubakar, pemerhati masyarakat adat.

Jalannya diskusi Sabtu malam diawali dengan pengantar dari Inisiator Milenial Projou, Muhammad Wildan. Dalam paparannya, Wildan menyampaikan Milenial Projou sebagai komunitas relawan pendukung Sultan Tidore dan Asrul Rasyid Ichsan sengaja menggelar diskusi untuk menyerap pikiran-pikiran generasi milenial dan generasi Z di Halmahera Timur.

Ia mengatakan, pihaknya sengaja menggunakan konsep dialog dalam menggalang dukungan untuk pemenangan HAS Malut. Langkah tersebut dilakukan agar dapat memotret masalah-masalah yang terjadi di masyarakat yang nantinya menjadi aspirasi untuk disampaikan kepada Sultan Husain dan Asrul Rasyid Ichsan.

“Melalui forum mimbar ini, kami berharap dapat mengetahui persoalan-persoalan di tingkat lokal dan untuk menyerap gagasan dan pikiran kaum milenial untuk menjadi aspirasi yang akan dibawa oleh paslon HAS Malut,” tutur Wildan.

Sementara itu, Udin Abubakar selaku pemerhati masyarakat adat, dalam diskusi tersebut menyoroti nasib komunitas masyarakat adat. Terutama warga Tobelo Dalam yang kini ruang hidupnya semakin sempit akibat adanya industri ekstraktif di berbagai wilayah hutan di Halmahera.

Udin juga mengatakan bahwa terlalu banyak persoalan di Maluku Utara yang menuntut untuk segera diselamatkan. Salah satunya adalah masalah Ibu Kota Sofifi. Ia berharap, jika Sultan Husain Sjah terpilih, masalah Sofifi harus menjadi salah satu prioritas.

Sedangkan Eros Gorahe dalam diskusi tersebut, membahas sektor pertanian sebagai bidang yang harus menjadi andalan. Menurut Eros, keberadaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di beberapa wilayah di Maluku Utara, merupakan ancaman bagi sektor pertanian lokal. Terutama mengenai SDM Petani yang kian berkurang, karena beralih menjadi buruh di sektor pertambangan.

“Bagaimana kita mau mengembangkan pertanian, sementara generasi muda lebih memilih untuk bekerja di tambang daripada menjadi petani. Ini harus menjadi perhatian pemerintah,” ujar Eros.

Adapun diskusi Mimbar Selamatkan Maluku Utara sendiri dimoderatori oleh anggota Milenial Projou Halmahera Timur, Wira Kusniawati dan dihadiri oleh para pemuda kota Maba serta masyarakat desa Soa Gimalaha Halmahera Timur.

cermat

Recent Posts

Ghifari Bopeng Kena Somasi PT Apollu Nusa Konstruksi soal Utang 1,3 Miliar

PT Apollu Nusa Konstruksi melayangkan surat tagihan dan somasi kepada PT Hapsari Nusantara Gemilang untuk…

2 jam ago

Jejak Harmonis Alam dan Tambang Emas Gosowong

Setiap 10 Agustus, Indonesia memperingati Hari Konservasi Alam Nasional sebagai momen refleksi pentingnya menjaga kelestarian…

4 jam ago

Kongsi Gigs dan Suara Perlawanan dari Right Chambers untuk 11 Warga Adat Sangaji

Kongsi Gigs: Music, Football, Culture di Ternate, Maluku Utara, bukan sekadar acara manggung. Acara ini…

5 jam ago

FORMAT PRAGA Serahkan Dokumen Laporan Mafia Tambang ke KPK

Perwakilan massa Aksi Front Mahasiswa Maluku Utara Pro Warga Maba Sangaji (FORMAT PRAGA) akhirnya menyerahkan…

5 jam ago

Aksi Desak KPK dan Kementerian ESDM Periksa IUP PT Position

Puluhan orang yang tergabung dalam organisasi masyarakat sipil, mulai dari tokoh adat, dan pemuda Halmahera…

5 jam ago

BEM Faperta Unkhair: Bebaskan 11 Warga Adat Maba Sangaji

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, juga menyuarakan solidaritas untuk 11…

6 jam ago