Advetorial

Festival Nyao Fufu 2025 Teguhkan Keberagaman

Festival Nyao Fufu 2025 yang digelar di pesisir Dufa-Dufa, Kota Ternate, Maluku Utara, sukses mencatat sejarah baru dengan memecahkan Rekor MURI atas pengasapan ikan cakalang terbanyak di Indonesia dan dunia, sebanyak 6,62 ton ikan yang diasapi serentak oleh lebih dari 3.000 warga dari berbagai kelurahan.

Festival bertema “Ikan Fufu Lokal, Ekonomi Berkelanjutan” ini menjadi wujud nyata semangat masyarakat Ternate dalam melestarikan tradisi lokal sekaligus mengembangkan potensi ekonomi berbasis hasil laut.

Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, mengapresiasi antusiasme masyarakat. “Festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, melainkan wujud nyata dari semangat bersama masyarakat Ternate untuk merawat tradisi sekaligus menggerakkan perekonomian lokal,” kata Yusuf Ngadri, Pada awal Oktober 2025.
Selain memecahkan rekor dunia, festival ini juga menampilkan beragam kegiatan pendukung seperti lomba Tari Tradisional, Sastra Lisan, Talk Show Ekonomi Kreatif, pameran produk UMKM, dan beragam atraksi dan pentas budaya.

Dokumentasi bersama usai Sarasehan Kebudayaan bertema “Kie se Gam Ma Gugu Ma Titi Tomdi: Ikhtiar Pendidikan Karakter yang Bersendikan Budaya”. Foto: Junaidi Dahlan/cermat

Rangkaian Festival Nyao Fufu juga turut memperkuat nilai-nilai budaya melalui dua kegiatan penting pada 7-8 Oktober 2025 di Pandopo Balakusu, Kesultanan Ternate, yakni Sarasehan Kebudayaan dan Workshop Tuala Lipa.

Sarasehan Kebudayaan bertema “Kie se Gam Ma Gugu Ma Titi Tomdi: Ikhtiar Pendidikan Karakter yang Bersendikan Budaya” menghadirkan Sultan Ternate Hidayatullah Sjah dan Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe, yang sama-sama menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai-nilai lokal.

Selain itu, Hidayatullah juga menegaskan komitmennya pada upaya mempertahankan nilai-nilai adat Ternate lewat pelaksanaan Festival dan juga Evant yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

“Festival Nyao Fufu adalah upaya kita untuk terus memperkuat nilai-nilai budaya, mari bersama merayakan keberagaman tanpa sekat dan perbedaan,” tutur Sultan Hidayatullah.

Sementara itu, Workshop Tuala Lipa menjadi ajang pelestarian warisan budaya khas Ternate yang sarat makna filosofis. Pengrajin Ruslan Madjid dan budayawan Sukarno M. Adam memaparkan proses kreatif dan simbol-simbol adat dalam setiap motif Tuala Lipa, sebagai sarana pewarisan nilai, estetika, dan identitas.

Festival Nyao Fufu 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas maritim dan kebudayaan Ternate. Melalui perpaduan antara keragaman tradisi, edukasi budaya, dan pemberdayaan ekonomi, Ternate menegaskan diri sebagai pusat budaya bahari yang berdaulat dan berkelanjutan.

cermat

Recent Posts

Kejati Malut Berikan Penerangan Hukum Terkait Pengelolaan Dana Desa di Halmahera Utara

Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum (Penkum) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku Utara memberikan penerangan hukum kepada…

7 jam ago

Workshop Tuala Lipa Angkat Identitas Budaya Ternate

Workshop Tuala Lipa digelar di Pandopo Balakusu, Kesultanan Ternate. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar SMA…

11 jam ago

5 Tahun Berproses, Polisi Serahkan 3 Tersangka Kasus SPPD Fiktif ke Kejari Haltim

Setelah lima tahun penyidikan, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Halmahera Timur akhirnya merampungkan berkas perkara…

11 jam ago

FNF dan INDEKS Dorong Ekonomi Inklusif di Ruang Digital

Berdasarkan laporan We Are Social dan Meltwater edisi April 2025, Indonesia menempati peringkat keempat dunia…

1 hari ago

Pansus Ungkap Fakta Baru Kasus Pinjaman Rp 115 Miliar, Mantan Pejabat di Taliabu Blak-blakan

Panitia Khusus (Pansus) mengungkap fakta baru kasus pinjaman pemerintah daerah Pulau Taliabu ke Bank Maluku-Malut…

1 hari ago

Pulau Rao Jadi Tuan Rumah Sidang Majelis Sinode GMIH Tahun 2025

Kecamatan Pulau Rao, Pulau Morotai, Maluku Utara menjadi tuan rumah pelaksanaan Sidang Majelis Sinode (SMS)…

1 hari ago