Advetorial

Graal: Warga Pesisir Maluku Utara Butuh Pelabuhan dan Jembatan yang Layak

Anggota Komite II DPD RI, R. Graal Taliawo menyampaikan temuannya, selama bertahun-tahun keliling—melihat sketsa kehidupan warga pulau-pulau kecil di Maluku Utara.

Ia menemukan, masih banyak infrastruktur pelabuhan dan jembatan di Maluku Utara masih jauh dari memadai. Hal itu, membuat kondisi kehidupan warga jauh dari akses.

Sebab itu, ia mendorong—memperjuangkan pengembangan dan perluasan fasilitas transportasi laut di wilayah kepulauan tersebut.

“Di banyak daerah hasil pengawasan kami, masih ada wilayah yang bahkan tidak punya pelabuhan sama sekali. Ini sangat menyulitkan masyarakat,” ujar Graal, Minggu 13 April 2025, lalu saat meeting gagasan, bersama sejumlah awak media.

Menurutnya, tanpa pelabuhan dan jembatan yang layak, kehidupan masyarakat pesisir akan terus terkendala, terutama dalam aktivitas ekonomi dan mobilitas dasar.

“Kalau kita bicara masa depan yang layak, maka pelabuhan dan jembatan harus tersedia. Minimal, kapal-kapal bisa berlabuh dengan aman dan nyaman. Ini menjadi konsen saya karena saya di Komite II,” katanya.

Sebagai bentuk keseriusannya, Graal menyebut DPD RI saat ini tengah mendorong pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepulauan. RUU ini akan menjadi dasar hukum penting untuk menghadirkan kebijakan dan alokasi anggaran khusus bagi wilayah kepulauan seperti Maluku Utara.

“Kita ingin negara punya perspektif baru: bahwa wilayah kepulauan tidak boleh terus-menerus diperlakukan sama dengan wilayah daratan. Butuh pendekatan yang berbeda, butuh keberpihakan,” kata Graal.

Ia juga menyoroti ketimpangan infrastruktur antara wilayah Jawa yang sudah mapan dengan jalan raya dan tol, sementara daerah seperti Maluku Utara masih kesulitan mengakses pelabuhan dengan standar dasar.

“Bahkan kita butuh pelabuhan standar nasional, kalau bisa internasional. Ini bukan soal mewah, tapi soal kebutuhan dasar masyarakat pesisir,” tegasnya.

Graal juga memastikan bahwa perhatian terhadap infrastruktur tidak hanya terbatas pada pelabuhan, tapi juga fasilitas transportasi lainnya yang selama ini belum tersentuh secara optimal.

“Saya punya tanggung jawab menyuarakan ini di pusat. Supaya wilayah seperti Maluku Utara bisa mendapatkan alokasi anggaran yang lebih adil,” pungkasnya.

cermat

Recent Posts

Admin Status Ternate Terancam Dijemput Paksa Setelah Dua Kali Mangkir dari Panggilan Jaksa

Kejaksaan Negeri (Kejari) Ternate berpotensi menjemput paksa terdakwa kasus penyebaran berita bohong (hoaks) dan pencemaran…

8 jam ago

Polda Malut Segera Tingkatkan Kasus Dugaan Penyimpangan Distribusi MinyaKita ke Penyidikan

Tim penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Maluku Utara dalam waktu dekat akan menggelar…

8 jam ago

Jaksa Tahan Tiga Anggota Satpol PP Tersangka Kasus Penganiayaan Jurnalis di Ternate

Tim penyidik Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Ternate menyerahkan tiga anggota Satpol PP, yang…

9 jam ago

Ini Pesan Piet-Kasman untuk 97 CJH Halmahera Utara

Bupati Halmahera Utara Piet Hein Babua dan Wakil Bupati Kasman Hi Ahmad, secara resmi melepas…

12 jam ago

Duo Sayuri Lapor Sejumlah Pemilik Akun Penebar Rasisme ke Polda Malut

Dua pemain bintang Malut United, Yakob Sayuri dan Yance Sayuri, secara resmi melaporkan sejumlah pemilik…

12 jam ago

Menteri ATR/BPN Lantik 31 Pejabat Struktural, Tegaskan Pentingnya Rotasi Berkala

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, melantik 31 pejabat struktural…

19 jam ago