News

Hipma Patani Beri Penyadaran ke Warga Atas Bahaya Industri Tambang

Himpunan Pelajar Mahasiswa (Hipma) Patani, Kecamatan Patani, Halmahera Tengah, bersama warga Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, mensosialisasikan ke warga terkait dampak negatif dari industri pertambangan. Hal ini dilakukan atas respons hasil riset Transparency International Indonesia (TII) tentang rencana dan peran para aktor tambang di Pulau Halmahera.

“Sosialisasi dan konsolidasi ini adalah respons atas hasil riset Transparency International yang mengungkapkan rencana kehadiran PT Berkarya Bersama Halmahera dan Duta Halmahera Mining,” ujar Ketua Hipma Patani, Ijan Sileleng kepada cermat, Senin, 25 Maret 2024.

Sosialisasi dan konsolidasi itu berlangsung di Kecamatan Patani, Halmahera Tengah, dan Kecamatan Maba Selatan, Halmahera Timur, pada Jumat, 22 Maret 2024 hingga hari-hari berikutnya. Melalui konvoi, pengurus Hipma Patani memberikan penyadaran ke warga terkait bahaya yang ditimbulkan dari industri ekstraktif tersebut.

“Kami juga berencana menggelar aksi besar-besaran di beberapa titik. Karena saat ini ruang hidup warga Patani dan Maba sedang diincar dua perusahaan tambang nikel tersebut, jadi kami masih fokus memberi penyadaran kepada warga terkait dampak negatif yang ditimbulkan dari industri pertambangan sekaligus perkuat koordinasi,” katanya.

Dalam salinan surat permohonan usulan WIUP komoditi nikel, PT Berkarya Bersama Halmahera berencana menambang di atas lahan seluas 4.453 hektare di Patani Timur, Halmahera Tengah. Sedangkan PT Duta Halmahera Mining mengajukan dua permohoan WIUP seluas 797 hektare dan 65 hektare di Maba Selatan, Halmahera Timur.

Ijan memaparkan, mayoritas masyarakat Petani Timur bekerja sebagai petani kebun. Mereka menggantungkan hidup dari hasil komoditas seperti pala, cengkeh, dan kelapa. “Komoditi-komoditi unggulan ini tersebar hingga ke Maba Selatan. Kalau ditambang, ya habis sudah semua itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Ijan, Hipma Patani bersama warga dari Maba Selatan akan terus menyuarakan perlawanan atas rencana kehadiran dua perusahaan tersebut. Ijan tidak mau persoalan-persoalan yang dirasakan warga lingkar tambang di beberapa wilayah, turut dialami warga Patani.

“Jadi respons atau sikap warga Patani adalah menolak keras kehadiran PT Berkarya Bersama Halmahera dan PT Duta Halmahera Mining. Karena sudah jelas akan mengancam ruang hidup kami, kami tidak mau mengulangi penderitaan yang sama seperti di Lelilef, Maba Pura, Buli, Pulau Gebe, Pulau Obi dan beberapa wilayah lainnya,” imbuh Ijan.

—-

Penulis: Olis

Editor: Ghalim Umabaihi

cermat

Recent Posts

Disdik Pulau Taliabu Dorong Bahasa Daerah Masuk Pelajaran Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) di Pulau Taliabu, Maluku Utara, berkomitmen mendorong kurikulum bahasa daerah masuk dalam…

13 jam ago

Unkhair dan IPB Bahas Kerja Sama Bidang Riset

Universitas Khairun (Unkhair) Ternate menerima kunjungan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pemberdayaan Masyarakat Agromaritim…

13 jam ago

Ini Pesan Kasat Lantas Polres Ternate di HUT ke-70 Lalu Lintas

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ternate, AKP Farha, mengimbau seluruh masyarakat, khususnya para pengendara, untuk…

13 jam ago

Kantah Halmahera Barat Hadiri Peringatan 65 Tahun UUPA di Kanwil BPN Maluku Utara

Dalam rangka memperingati 65 Tahun Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Tahun 1960, jajaran Kantor Pertanahan (Kantah)…

14 jam ago

Mulai 2026, Pengelolaan Anggaran Desa di Morotai Wajib Berbasis Online

Pemerintah Daerah Pulau Morotai, Maluku Utara, menegaskan bahwa mulai tahun 2026 seluruh proses pengelolaan anggaran…

19 jam ago

Rumah Makan Ayam Bakar Pak RT di Ternate Terbakar, Kerugian Capai Rp 200 Juta

Dapur Rumah Makan Ayam Bakar Pak RT yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Muhajirin,…

22 jam ago