Feature

Melihat Ternate dalam Sketsa Komunitas Sketchda

Wadah makeup—alat kosmetik itu berserakan di meja sebuah coffee. Ada beberapa kuas lukis juga. Sesekali, Fadriah Syuaib mencampurkan cat air di wadah bekas kosmetik itu, lalu ia celupkan kuas untuk dilukis dalam sebuah kertas. Belasan orang muda yang menjadi perseta terus menyimak.

“Bekas wadah kosmetik yang tidak terpakai lagi digunakan kembali menjadi tempat cat air saat menggambar. Ini salah satu hal unik yang saya bagikan sebagai ide kreatif bagi sketchers atau peng sketsa dalam melakukan aktivitas gambar,” kata Fadriah Syuaib, Pendiri Komunitas Ternate Sketchda.

Ditail sepiring pisang goreng menu coffee Kofia di Sabia, Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara,  yang mereka tempati itu pun terlihat jelas dalam sketsa di kertas yang dibuat oleh Fadriah.

Saat itu, Jumat 5 Juli 2024, Komunitas Ternate Sketchda membuat Workshop bertajuk Kota Kita Narasi dan Sketsa. Kegiatan yang didanai Tononako-2, program pemerintah Kota Ternate, yang memfasilitasi komunitas dalam berkreasi. Tahun ini, ada sekitar 12 komunitas yang terpilih, termasuk Ternate Sketchda milik Fadriah.

15 peserta saat dibimbing Fadriah Syuaib untuk membuat sketsa dalam Workshop yang diselenggarakan di Kofia Coffee Camp, Ternate 5 Juli 2024. Foto: Faris Bobero/cermat

Dalam Workshop Sketas itu, Fadriah, dan M Al Qardawy (Praktisi Arsitek dan Ternate Sketchwalker) didapuk sebagai pemantik untuk 15 perseta yang terdiri dari usia SMA, kuliahan, hingga yang sudah lulus studi.

M Al Qardawy, Praktisi Arsitek dan Ternate Sketchwalker saat mengisi materi dalam workshop sketsa di Kofia Coffee Camp pada 5 Juli 2024. Foto: Faris Bobero/cermat

Menariknya, workshop ini dilakukan selama dua hari. Pada 6 Juli, tepatnya pada besok hari setelah di Kofia Coffee Camp, para peserta diajak dalam Live Sketch di empat titik yakni: Fort Oranje, Klenteng Thian Hou Kiong, Kampung Tengah, dan Gereja Katolik St. Wilibrordus.

“Hasilnya (sketsa dari peserta) akan dibuat majalah mini, namanya zein,” kata Fadriah, Founder Ternate Sketchda.

Fadriah bilang, beberapa titik kegiatan itu dipilih karena lokasi tersebut punya rekam sejarah. Ada edukasi dan kultur yang hidup di situ. Hal itu, sebagai pendukung memperkuat perspektif sketsa yang dibuat para peserta.

Sebelumnya, kegiatan seperti ini, telah dilakukan Fariah secara internal komunitas. Ini kali keempat, yang dibuat untuk umum. Katanya, peminat ini banyak dari kalangan SMA.

Ternate Sketchda berdiri sekira tahun 2022, sebagai wadah literasi untuk generasi yang mempunya minat pada seni rupa. Wadah ini, kata Fadriah, lahir di bawah Magazine Art Space, yang terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung.

Faris Bobero

Recent Posts

775 Tahun Ternate Lestarikan Budaya Leluhur

Oleh: Rinto Taib*   PADA tanggal 29 Desember nanti tepatlah usia Kota Ternate yang ke-775…

3 jam ago

Kisah Mariam dan Geliat Pedagang Musiman di Ternate

Matahari tampak tegak di kepala Mariam (44 tahun) saat ia menjajakan pernak-pernik perayaan tahun baru…

4 jam ago

Polda Maluku Utara Tutup Galian C Ilegal di Pulau Obi, 5 Saksi Diperiksa

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Maluku Utara menutup aktivitas Galian C yang diduga beroperasi…

5 jam ago

Kolaborasi dengan Warga, PILAS Institute Gelar Bakti Sosial di Kelurahan Gambesi

Perhimpunan Lingkar Arus Studi (PILAS Institute) menggelar kegiatan bakti sosial bersama masyarakat Kelurahan Gambesi RT…

8 jam ago

Sekjen ATR/BPN Tekankan Peran Strategis Tata Usaha dalam Penguatan Layanan Publik

Peran strategis tata usaha dalam mendukung kinerja teknis dan layanan publik menjadi pesan utama yang…

13 jam ago

Natal dan Tahun Baru: Momentum Menjaga Toleransi di Maluku Utara

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Maluku Utara, I Made Suardika, menyampaikan pesan damai dan…

2 hari ago