Deretan lapak pedagang musiman di kawasan Jalan Revolusi Kota Ternate. Foto: Eko/cermat
Matahari tampak tegak di kepala Mariam (44 tahun) saat ia menjajakan pernak-pernik perayaan tahun baru di sebuah lapak kawasan Jalan Revolusi, Kota Ternate, Maluku Utara, Kamis, 25 Desember 2025.
Lapak persegi panjang milik Mariam dan pedagang lain yang berjajar di kawasan itu, umumnya, menjajakan barang-barang musiman: mulai dari petasan, terompet, hingga kembang api. Mariam mengaku hasil jualannya untuk menopang ekonomi keluarga.
“Namanya juga musiman, jadi jenis jualannya juga tergantung ada momen apa, gitu,” ucapnya kala disambangi cermat. Maria menambahkan, dirinya sering membuka lapak di jam 9 pagi dan tutup pada pukul 11.00 WIT.
“Misalnya kalau hari guru, kami biasa jualan bunga atau buket, begitu juga momen sepakbola piala dunia, kami sediakan bendera dengan baju yang bervariasi, atau sekarang ini dekat tahun baru kami sediakan kembang api, dan semua pedagang kaki lima di sini termasuk saya menyediakan kebutuhan pelanggan,” tambahnya.
Ia bilang, harga dari jenis barang yang dijaja memang bervariasi, seperti Rp.5.000 hingga paling tinggi mencapai Rp.1.000.000. “Petasan yang disediakan besar kecilnya bervariasi dari kisaran harga lima ribu sampai sejutaan, pastinya kebutuhan pelanggan bervariasi,” ucap Mariam.
Mariam merasa beruntung karena semua jenis barang, termasuk petasan miliknya sudah diberi izin pihak kepolisian yang diurus oleh bosnya, terkadang ada juga yang dikasih izin tetapi hanya model kembang api kecil yang besar dilarang untuk dijual.
Dia mengaku polisi juga kerap melakukan razia jenis barang dagangan yang tidak berizin. “Mereka (polisi) sering razia bahkan sita barang yang tarada izin.”
Perempuan paruh baya itu tak dapat menampik bahwa lika-liku pedagang musiman memang kerap tidak bisa dihindari, “kadang semuanya diborong, kadang sehari tidak laku sama sekali.”
Dibandingkan tahun sebelumnya, Mariam mengaku mayoritas pembeli saat ini menurun. Ia memperkirakan pengunjung akan memborong saat malam pelepasan tahun.
Dari setiap momentum, menurut ia, bulan puasa dan perayaan tahun baru kerap jadi hari “banjir cuan” baginya. “Pengunjung yang paling ramai itu di bulan puasa, dari malam pertama puasa sampai malam takbiran pelanggan selalu datang berbelanja.”
Lapak pedagang musiman di Ternate, seperti diakui Mariam, juga disambangi pembeli dari berbagai daerah seperti orang-orang di Pulau Halmahera. Meski menghadapi kondisi tak menentu, Maria selalu berharap jualannya bisa laris di momentum natal dan tahun baru kali ini.
Oleh: Rinto Taib* PADA tanggal 29 Desember nanti tepatlah usia Kota Ternate yang ke-775 tahun.…
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Maluku Utara menutup aktivitas Galian C yang diduga beroperasi…
Perhimpunan Lingkar Arus Studi (PILAS Institute) menggelar kegiatan bakti sosial bersama masyarakat Kelurahan Gambesi RT…
Peran strategis tata usaha dalam mendukung kinerja teknis dan layanan publik menjadi pesan utama yang…
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Maluku Utara, I Made Suardika, menyampaikan pesan damai dan…
Pemerintah Kota Ternate baru saja gembira, dengan perolehan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menorehkan 83…