Graal membagikan puluhan paket pangan lokal untuk warga di Kota Ternate, Maluku Utara. Foto: Istimewa/cermat
Anggota DPD RI Dr. R. Graal Taliawo, S.Sos., M.Si. untuk pertama kalinya mewujudkan gagasan yang pernah diusungnya, yakni Cintai Pangan Lokal Maluku Utara.
Graal berkesempatan mendistribusikan 55 paket pangan lokal Maluku Utara kepada warga yang terdata dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Paket itu berisi beragam pangan lokal seperti pisang mulu bebe, kasbi, batatas, ikan, hingga sagu lempeng.
Graal mengaku pembagian paket ini bermula dari kegelisahannya melihat konsumsi pangan lokal mulai menurun.
“Hari-hari ini rasanya banyak dari kitong semakin menjauh dari kitong pe pangan lokal. Konsumsi warga mulai beralih pada pangan tertentu yang notabenenya harus impor dari luar Maluku Utara,” ungkap anggota DPD RI Dapil Provinsi Maluku Utara ini di Ternate, Sabtu, 20 Desember 2025.
Menurutnya, warga dan daerah perlu mandiri untuk memenuhi pangan yang dikonsumsi sehari-hari. Pengeluaran akan terjangkau, pun tidak akan bergantung pada pangan dari luar daerahnya.
Warga dan daerah tidak perlu khawatir dan waswas jika ada rantai pasok yang terganggu, mengingat Maluku Utara adalah daerah kepulauan yang punya tantangan tersendiri termasuk transportasi (apalagi ketika laut sedang bergelombang).
“Sejak kita pe tua-tua dulu dan waktu saya kecil, kitong sehari-hari makan pangan lokal. Kenyang dengan pangan lokal. Tiap hari kitong berganti menu: pisang santang, kasbi rebus, pisang rebus, dan lainnya. Sehat juga gizinya tinggi,” jelas laki-laki kelahiran Wayaua, Bacan ini.
Ia menambahkan, “Terlebih, pangan lokal ini adalah kekayaan Maluku Utara yang terberi begitu lebe-lebe. Di setiap daerah pasti ada yang batanam ini.”
Melalui kegiatan tersebut, pegiat Politik Gagasan ini berupaya menghidupkan semangat menanam pangan lokal dan semangat mengonsumsi pangan lokal.
“Dong yang batanam bisa dapa manfaat ekonomi; dong yang konsumsi bisa dapa manfaat gizi. Ujungnya, daerah dan warga bisa swasembada pangan dan memiliki ketahanan pangan yang tangguh,” ujar Graal.
Di sisi lain, Graal melihat kondisi ini membuat pangan lokal akan tetap lestari. Menurut lulusan doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia ini, upaya tersebut sangat penting dan mendesak dilakukan di tengah berbagai tantangan pengalihfungsian lahan di Maluku Utara.
Bagi ia, momen ini adalah pilot project dan uji coba untuk melihat respons warga atas kegiatan ini. Warga tampak sumringah membawa pulang paket pangan lokal tersebut.
Kata seorang Ibu, “Saya sangat senang mendapat beragam pangan lokal ini. Baru kali ini ada kegiatan seperti ini. Kita tahu harga pisang mulu bebe di pasar tinggi. Kitong mau konsumsi tapi mahal jadi kitong ada pikir dua kali kalau mau beli.”
Warga lainnya menyuarakan hal serupa. “Yang bagini boleh. Sehat dan bergizi. Kalau bisa, kegiatan ini rutin. Boleh setiap bulan bagitu. Digoreng atau direbus pe sadap. Ikan dan sagu pakai sambal dabu-dabu, toh,” kata seorang Ibu lainnya.
Respons warga begitu positif. “Saya melihat antusiasme warga tinggi. Dong mau kalau bisa kegiatan ini rutin diadakan sebulan sekali. Saya sudah berancang-ancang ke depan dan berkaca pada kegiatan perdana ini, saya akan mencoba mengusulkan kegiatan Cintai Pangan Lokal ini ke Pemerintah Pusat untuk menjadi program nasional khususnya kami di daerah yang kaya akan pangan lokal,” tutup Graal.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara meraih penghargaan sebagai Unit Kerja Terbaik dalam Publikasi Media…
Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara menerima Penghargaan Brand Jurnalism sebagai Unit Kerja Terbaik dalam…
Cermat.co.id merayakan hari jadi yang ke-7 dengan menggelar rangkaian kegiatan bertajuk “Malam Bertutur” di Pendopo…
Kontestasi pemilihan Ketua Ikatan Alumni Tambang Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (IKAT Tambang UMMU) kali ini…
Proyek pemeliharaan ruas jalan Bobong-Dufo di Pulau Taliabu, Maluku Utara yang dikerjakan CV Srikandi akhirnya…
Oleh: Budhy Nurgianto* SATU pernyataan menarik dari Bupati Halmahera Tengah, Ikram M Sangadji pada…