Save the Children Indonesia bersama Stimulant Institute menggelar forum kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara untuk mendorong transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan, ramah anak, dan mendukung perkembangan optimal anak.
Kegiatan ini berlangsung di aula lantai dua kantor bupati sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem pendidikan dasar, pada Rabu, 30 April 2025.
Ujang Bagindo, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, dalam forum ini, dibahas tantangan besar yang masih dihadapi PAUD di Morotai, mulai dari rendahnya kualitas penyelenggaraan hingga minimnya keterlibatan orang tua.
“PAUD adalah fondasi penting, tapi kenyataannya masih banyak guru yang belum memiliki latar belakang pendidikan PAUD. Dari seluruh lembaga, hanya dua pendidik yang berlatar sarjana PAUD. Ini jelas berdampak pada kualitas layanan,” jelasnya
Sementara itu, Sonya Teresa, District Coordinator Save the Children Indonesia, juga mengatakan bahwa persepsi orang tua tentang PAUD juga masih perlu diubah.
“Banyak anak hanya dititipkan ke sekolah tanpa didampingi, bahkan sering diantar oleh pengemudi bentor. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak pun masih sangat minim,” jelasnya
“Anak-anak tidak bisa tumbuh sendiri. Mereka butuh dukungan lingkungan belajar yang aman dan melibatkan keluarga, guru, serta komunitas. Pemerintah Morotai harus terus menjadi pelopor perubahan sistemik,” tambahnya.
Kata dia, Save the Children dan Stimulant Institute menekankan pentingnya peran strategis TP PKK dan Bunda PAUD sebagai penggerak utama dalam memperkuat pengasuhan dan pendidikan anak sejak dari rumah.
“Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan berfokus pada empat hal utama yakni transisi mulus tanpa tekanan, pembinaan holistik, penguatan literasi-numerasi berbasis pendekatan menyenangkan, serta kesiapan sekolah yang mendukung kebutuhan anak,” katanya.
Ia bilang, gerakan ini juga merupakan bagian dari program KREASI (Kolaborasi Untuk Edukasi Anak Indonesia) yang didanai oleh Global Partnership for Education.
“Program ini dikembangkan bersama Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan Bappenas melalui konsorsium Mitra Pendidikan Indonesia (MPI),” ujarnya.