News

Abaikan Ultimatum Sultan Bacan, Abdullah Iskandar Alam Tak Akan Minta Maaf

Kuasa hukum Abdullah Iskandar Alam menanggapi ultimatum Sultan Muda Kesultanan Bacan, M Irsyad Maulana Sjah, yang akan mengambil langkah hukum jika tidak meminta maaf.

Tim kuasa hukum yang diketuai Abdullah Adam didampingi Sulardin Buton, mempersilahkan Sultan Muda Kesultanan Bacan untuk mengambil langkah hukum, kerena menganggap kliennya tidak salah.

Abdullah Iskandar Alam, keluarga dari lembaga Palimpunggang Ompu Bangsa dan Ompu anak-anak keluarga lembaga Palimpunggang tidak akan meminta maaf ke Sultan Bacan.

Karena pernyataan Sultan melalui video berdurasi sembilan menit yang diunggah ke media sosial Facebook hingga viral itu, menjadi polemik lantaran Sultan menyebut lembaga mereka merupakan kelompok separatis.

Abdullah kepada awak media mengatakan, kegiatan itu adalah program-program organisasi legal yang bersifat kegiatan sosial dan budaya. Program yang bersifat baik namun ada unsur yang dinilai tidak baik oleh M. Irsyad selaku Sultan.

“Saudara M. Irsyad ini telah menyebutkan dan menjatuhkan kehormatan salah satu anggota keluarga klien kami yaitu kakak sepupu dari klien kami, Dano Sanusi Iskandar Alam,” ucapnya, Jumat, 2 Agustus 2024.

Sebab dalam video, tambah ia, kliennya sekadar menyampaikan pendapat sebagai bagian dari masyarakat adat Bacan, juga sebagai bagian dari warga negara Indonesia.

Karena hak itu dilindungi oleh konstitusi sebagaimana diatur dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 tentang kebebasan berpendapat, dan Pasal 28F UUD 1945 tentang hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.

“Karena dalam video itu, saudara M. Irsyad yang telah menuduh organisasi Palimpunggang itu adalah organisasi separatis. Atas masalah tersebut, selaku keluarga Palimpunggang, sangat menyesalkan pernyataan saudara M. Irsyad hingga menjadi polemik dan meresahkan masyarakat,” sesalnya.

Abdullah mempertanyakan apa maksud pernyataan di balik itu sehingga M. Irsyad seolah menggiring atau menganalogikan acara yang dilaksanakan oleh masyarakat adat. Hal inilah yang membuat kekisruhan dan membias di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat adat Bacan.

“Keluarga Palimpunggang sebagai bagian dari masyarakat adat Bacan dan juga sebagai bagian dari warga negara Republik Indonesia berhak mengeluarkan pendapat yang sesuai dengan norma hukum maupun konstitusi yang berlaku,” tegasnya.

Abdullah bilang, kliennya selaku bagian dari masyarakat adat Bacan selalu menjunjung tinggi yang namanya hukum dan aturan adat Kesultanan Bacan, apalagi menyangkut kedudukan seorang Sultan atau pemimpin tertinggi adat.

“Kalaupun klien kami dianggap menuduh kepada saudara M. Irsyad, maka silahkan membuktikan sesuai dengan langkah-langkah hukum yang akan diambil. Dan jika tidak ada bukti yang jelas, maka ultimatum ini bisa dianggap tidak berdasar,” pungkasnya.

—–

Penulis: Samsul Laijou

Editor: Ghalim Umabaihi

cermat

Recent Posts

Pili Torang Pe Orang

Oleh: Gufran A. Ibrahim [Ibrahim Gibra]*   Inti buku Relasi Kwasa, Politik Identitas, dan Modal…

1 jam ago

Polairud Imbau Warga di Taliabu Waspada Cuaca Ekstrem

Polisi Perairan dan Udara (Polairud) di Pulau Taliabu memberi imbauan waspada untuk masyarakat imbas cuaca…

11 jam ago

Soal Laporan Pengancaman terhadap Anggota DPRD Taliabu di Medsos, Polisi: Masih Pengaduan

Polres Pulau Taliabu menyebut bahwa dugaan kasus pengancaman dan pencemaran nama baik yang dialami Ketua…

13 jam ago

BKD Morotai Tunggu Putusan BKN untuk Umumkan Hasil PPPK Tahap Kedua

Hasil seleksi PPPK tahap kedua di Pulau Morotai, Maluku Utara, masih belum diumumkan oleh Badan…

13 jam ago

Gelar Safety Riding and Driving Demi Kurangi Kecelakaan di Area Tambang Halteng

Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Halmahera Tengah (Halteng) menggelar kegiatan safety riding and driving…

15 jam ago

Polisi di Morotai Dipecat karena Nikahi 3 Perempuan, Kapolda: Sudah PTDH dan Jadi Atensi

Oknum anggota Polres Pulau Morotai, berinisial MR, resmi diberhentikan tidak dengan hormat atau PTDH buntut…

15 jam ago