Arga saat menjaga jualan bingkisannya di pelatatan depan Jatiland Mall Ternate. Foto: Fahri Aufat/cermat
Gelap perlahan turun menyelimuti langit Ternate, Sabtu, 27 Desember 2025. Lampu-lampu jalan di depan Jatiland Mall mulai menyala, memantulkan cahaya ke aspal yang dilewati banyak kendaraan. Di antara bising kendaraan dan orang-orang yang lalu-lalang, seorang bocah duduk di sebuah meja kecil dagangannya.
Ia adalah Fatir Praditi Candra (12) yang akrab disapa Arga, bocah kelas 5 sekolah dasar (SD). Di hadapannya, manisan mangga tersusun rapi dalam bingkisan kecil. Tangannya cekatan merapikan dagangan itu, sesekali mengamati orang-orang yang melintas, berharap ada yang berhenti sejenak untuk membeli.
Arga berasal dari Pulau Morotai, namun besar di Ternate. Sejak siang hari, tepatnya pukul 12.00 atau jam 03:00 WIT, ia sudah berada di lokasi itu. Hingga malam menjelang, bahkan kerap sampai pukul 00.00 WIT. Rutinitas ini ia jalani hampir setiap hari, sebuah tanggung jawab yang terasa berat bagi anak seusianya, namun telah menjadi bagian dari keseharian hidupnya.
“Pokoknya kalau dorang (pemilik) suruh datang jam berapa, baru saya datang,” ujarnya.
Manisan mangga yang dijual Arga ditawarkan dengan harga cukup murah: Rp5.000 untuk dua bungkus, atau Rp10.000 untuk empat bungkus. Harga yang sengaja dibuat terjangkau agar pembeli tidak ragu. Meski dagangan itu bukan miliknya sendiri, Arga menjaganya dengan penuh kesungguhan. Ia tahu, setiap bungkus yang terjual adalah rezeki yang berarti.
“Ini orang punya, saya cuman jaga saja,” ujarnya.
Arga bilang, berjualan di depan Jatiland Mall jauh lebih ramai. Banyak orang lalu lalang, terutama menjelang malam. Dari situlah harapan kecil itu muncul untuk membantu ibunya, meski dengan cara yang sederhana.
Arga adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini, ia tinggal hanya bersama sang ibu. Dalam keterbatasan itulah Arga belajar memahami kehidupan lebih cepat dari usianya. Ia mengerti bahwa ibunya bekerja keras, dan ia merasa perlu ikut meringankan beban itu.
“Kasihan mama, jadi saya bantu jaga gantikan mama,” ucapnya. Kalimat itu meluncur begitu saja, tanpa dramatisasi, tanpa keluhan. Namun justru di sanalah letak keteguhannya. Arga tidak berbicara tentang lelah, tentang dingin malam, atau tentang rasa kantuk yang kerap menyerang. Ia hanya bicara tentang ibunya.
Di sela-sela waktu sepi, Arga kerap duduk diam, memandangi orang-orang dan kendaraan yang melintas. Sesekali ia berdiri ketika melihat orang mendekat untuk membeli. Apalah daya, namanya juga berjualan ada kalanya dagangan cepat habis, ada pula malam-malam ketika ia harus pulang dengan sisa manisan yang belum terjual.
Bagi Arga, malam di depan Jati Mall adalah ruang belajar. Di sana ia belajar tentang sabar, tentang tanggung jawab, dan tentang arti membantu keluarga. Semua itu ia jalani tanpa banyak kata, tanpa tuntutan.
Kisah Arga adalah potret kedewasaan yang tumbuh lebih cepat dari waktu. Di usia ketika sebagian besar anak-anak seharusnya menikmati waktu bermain atau beristirahat di rumah, Arga justru belajar berdiri di ruang publik, menghadapi kerasnya malam kota.
Di tengah hiruk pikuk pusat perbelanjaan dan geliat ekonomi kota, keberadaan Arga kerap luput dari perhatian. Namun dari meja kecilnya di pinggir jalan, ia sedang melakukan sesuatu yang besar, menjaga harapan keluarganya tetap menyala.
Di antara dinginnya angin sore Kota Ternate dan cahaya lampu mulai terang, Arga duduk menunggu pembeli. Dengan tangan kecil dan hati yang besar, ia menjemput rezeki, sembari membuktikan bahwa bakti kepada orang tua tidak menunggu usia dewasa, dan bahwa ketulusan bisa lahir dari langkah-langkah kecil yang dijalani dengan penuh keikhlasan.
Reporter: Fahri Aufat
Di tengah lalu-lalang pengunjung Jatiland Mall, Kota Ternate, Minggu, 28 Desember 2025, sosok Rahmat Hamidi,…
Ikatan Alumni Pendidikan Guru Agama (IKA-PGAMU) Maluku Utara menyalurkan bantuan untuk korban bencana banjir di…
Aksi damai digelar gabungan suporter Malut United sebagai bentuk respons atas tindakan rasisme yang dialami…
Malut United menunjukkan mental juara dengan menaklukkan Borneo FC 3-2 dalam laga sengit Liga 1…
Matahari tepat berada di puncak langit, memancarkan panas yang menyengat di atas atap gedung Pasar…
Sekretaris Daerah (Sekda) Halmahera Timur sekaligus Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Halmahera Timur,…