Ilustrasi: Pixabay
di dada ini ada kata-kata
jangan kau tikam kenangan di sini
barangkali kau pernah lihat seseorang berdiri di bawah merkuri
lalu mobil, orang-orang, sepeda, dan segala pedih berlalu-lalang di antaranya
dan satu lagi sepi tampak dari mata
pecah
angin berembus dan lihatlah malam yang murung
pada deretan toko, lelaki menghunus nasib ke tubuhnya sendiri
terkulai
di dada ini tumbuh kata-kata
jangan kira tak ada pertengkaran yang hidup di sini
mungkin kau pernah lihat seseorang mendayung perahu pada langit yang merah
lalu laut, burung-burung, nelayan, dan segala pilu yang tampak di matanya
dan satu lagi doa tumpah dari mulut
pecah
sepi menyergap dan aku dibunuh puisi pada detik ke berapa
entahlah
tiba-tiba remuk
mataku sunyi.
Jailolo, 29 September 2016
Oleh: Gufran A. Ibrahim [Ibrahim Gibra]* 1 PERTAMA-TAMA, tahniah untuk Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Pemuda…
Pekerjaan proyek rekonstruksi bangunan penguat tebing atau pesisir pantai di Desa Cio Gerong-Cio Maloleo, Kecamatan…
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI melakukan kunjungan kerja ke Polda Maluku Utara untuk mendengarkan langsung…
Koalisi Save Sagea kembali menegaskan penolakan terhadap rencana ekspansi perusahaan tambang PT Mining Abadi Indonesia…
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Soasio, Tidore Kepulauan, resmi membebaskan delapan warga adat Maba…
Tim Ekspedisi Patriot (TEP) Kememtrian Transmigrasi-Universitas Indonesia (Kementras-UI) bersama Satpol PP dan Damkar Pulau Morotai,…