Direktori

RILIS: Hari Internasional Mengakhiri Impunitas Kejahatan Terhadap Jurnalis

Setiap 2 November masyarakat internasional memperingati Hari Internasional Mengakhiri Impunitas Kejahatan Terhadap Jurnalis. Peringatan itu bertujuan untuk mendesak negara-negara anggota PBB agar melakukan langkah-langkah yang pasti untuk melawan budaya impunitas, terutama terhadap jurnalis.

Pemilihan 2 November sebagai peringatan Hari Internasional Mengakhiri Impunitas Kejahatan Terhadap Jurnalis juga dilakukan untuk mengenang pembunuhan terhadap dua jurnalis Prancis di Mali pada 2 November 2013.

Peringatan Hari Internasional Mengakhiri Impunitas Kejahatan Terhadap Jurnalis sangat relevan bagi Indonesia, karena negara ini masih memelihara impunitas terhadap berbagai kejahatan yang dilakukan oleh aktor negara maupun aktor non-negara kepada jurnalis. Walau jurnalis Indonesia sudah dilindungi Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia, namun dalam praktiknya masih banyak jurnalis yang menjadi korban kekerasan, bahkan dikriminalisasi, karena berita yang mereka buat.

Data Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menunjukkan, terdapat sembilan jurnalis mati dibunuh karena berita. Delapan kasus kematian jurnalis dikategorikan masih gelap penyelesaiannya hingga kini (dark number). Masing-masing: Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin (1996), Naimullah (1997), Agus Mulyawan (1999), Muhammad Jamaluddin (2003), Ersa Siregar (2003), Herliyanto (2006), Ardiansyah Matrais Wibisono (2010), Anak Agung Prabangsa (2009) dan Alfred Mirulewan (2010). Hanya satu kasus pembunuhan yang pelakunya diproses hukum.

AJI mencatat, sejak 2006 sampai 2022 telah terjadi 935 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Beberapa kejadian terkini misalnya jurnalis Manado Post dijemput paksa polisi karena berita, situs konde.co tidak bisa diakses setelah memberitakan kasus perkosaan di salah satu kementerian, HP jurnalis di Jeneponto dilempar ketua bawaslu, dan dihapusnya data dua jurnalis Papua yang meliput sidang militer.

Sementara itu, data pemantauan Amnesty International Indonesia menunjukkan kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia selalu terjadi setiap tahun, setidaknya sejak 2019, dengan jumlah yang signifikan. Pada 2019, terjadi 16 kasus kekerasan dengan 52 korban, pada 2020 terjadi 36 kasus dengan 68 korban, pada 2021 terjadi 37 kasus dengan 49 korban, dan pada 2022 terjadi 17 kasus dengan 23 korban.

Dengan situasi yang seperti itu, Indonesia tidak bisa dikatakan sebagai tempat yang aman bagi jurnalis untuk melakukan tugas-tugas jurnalistiknya. Peringatan Hari Internasional Mengakhiri Impunitas Kejahatan Terhadap Jurnalis pada 2 November 2022 ini, sudah seharusnya menjadi momen bagi negara untuk tidak lagi membiarkan aksi kekerasan terhadap jurnalis dan memproses hukum siapa pun yang melakukan kejahatan terhadap jurnalis yang melakukan tugas jurnalistiknya.

Jakarta, Rabu 2 November 2022

 

Tentang Komite Keselamatan Jurnalis:

Komite Keselamatan Jurnalis dideklarasikan di Jakarta, 5 April 2019 dan betujuan untuk mengadvokasi kasus kekerasan terhadap jurnalis. Komite beranggotakan 10 organisasi pers dan organisasi masyarakat sipil, yaitu; Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, SAFEnet, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Federasi Serikat Pekerja Media Independen (FSPMI), Amnesty International Indonesia, Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Narahubung:

Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), Erick Tanjung

Direktur Eksekutif LBH Pers, Ade Wahyudin

SAFEnet, Nenden Sekar Arum

Amnesty International Indonesia, Nurina Savitri

Hotline: 08111137820

cermat

Share
Published by
cermat

Recent Posts

Polairud Imbau Warga di Taliabu Waspada Cuaca Ekstrem

Polisi Perairan dan Udara (Polairud) di Pulau Taliabu memberi imbauan waspada untuk masyarakat imbas cuaca…

41 menit ago

Soal Laporan Pengancaman terhadap Anggota DPRD Taliabu di Medsos, Polisi: Masih Pengaduan

Polres Pulau Taliabu menyebut bahwa dugaan kasus pengancaman dan pencemaran nama baik yang dialami Ketua…

2 jam ago

BKD Morotai Tunggu Putusan BKN untuk Umumkan Hasil PPPK Tahap Kedua

Hasil seleksi PPPK tahap kedua di Pulau Morotai, Maluku Utara, masih belum diumumkan oleh Badan…

3 jam ago

Gelar Safety Riding and Driving Demi Kurangi Kecelakaan di Area Tambang Halteng

Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Halmahera Tengah (Halteng) menggelar kegiatan safety riding and driving…

4 jam ago

Polisi di Morotai Dipecat karena Nikahi 3 Perempuan, Kapolda: Sudah PTDH dan Jadi Atensi

Oknum anggota Polres Pulau Morotai, berinisial MR, resmi diberhentikan tidak dengan hormat atau PTDH buntut…

4 jam ago

4 Program Mahasiswa UGM Siap Dorong Sektor Pertanian di Pulau Hiri, Ternate

Sebanyak 30 mahasiswa Universitas Gadja Mada (UGM) menyiapakan setidaknya empat program pengembangan pertanian di Kecamatan…

4 jam ago