News

Sherly Tjoanda Dikecam Sesepuh Mahasiswa Morotai Buntut Pernyataan Kontroversi

Sesepuh Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Morotai (Hippmamoro), Maluku Utara, mengecam pernyataan Sherly Tjoanda yang dianggap memicu kontroversi.

Kecaman tersebut buntut dari pernyataan Sherly Tjoanda yang menyebut warga Morotai makan indomie dan tidur beralaskan kardus di sebuah podcast.

Mantan pengurus Hippmamoro periode 2010-2011, Fandi Hi. Latief, menilai pernyataan calon gubernur terpilih itu sejatinya merendahkan martabat orang Morotai. Sebab menurutnya, apa yang dikatakan Sherly tak sesuai fakta.

Baca Juga: Sherly Tjoanda Dikritik Gegara Sebut Warga Morotai Makan Indomie dan Tidur di Kardus

“Pernyataan ini sangat tidak mendasar dan menyedihkan. Ini merupakan bentuk pembohongan publik dan bagian dari pencitraan Sherly, yang merendahkan harkat dan martabat masyarakat Morotai,” kata Fandi, Jumat, 27 Desember 2024.

Menurut Fandi, masyarakat Morotai memiliki daya juang tinggi dan hidup mandiri dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam seperti perikanan dan pertanian.

Sejak ditetapkan menjadi kabupaten pada 2008, kata dia, Morotai menunjukkan pertumbuhan ekonomi signifikan hingga tahun 2016.

“Ekonomi Morotai tumbuh di atas 6 persen sejak tahun 2012-2016, bahkan tercatat sebagai salah satu kabupaten paling sejahtera. Jadi, sangat tidak pantas jika Sherly menggambarkan masyarakat Morotai dalam kondisi yang tidak sesuai kenyataan,” tegasnya.

Fandi turut menyinggung kondisi ekonomi Pulau Morotai yang justru menurun setelah tahun 2017.

“Pernyataan itu kontras jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2017 hingga sekarang, di mana ekonomi Morotai merosot ke angka 5 persen. Bahkan, terjadi fenomena eksodus warga ke kabupaten lain mencapai 7.000 lebih,” paparnya.

Mantan Dosen Unipas Morotai ini juga menolak klaim Sherly bahwa warga Morotai bergantung pada makanan mie instan.

“Masyarakat Morotai tidak pernah menjadikan mie instan seperti indomie sebagai bahan makanan utama. Sumber protein utama berasal dari ikan tuna, lobster, dan hasil laut lainnya,” jelasnya.

“Hasil dari perairan yang kaya di sekitar Pulau Morotai serta beragam hasil laut lain yang melimpah menjadi sumber protein utama bagi masyarakat. Selain itu, klaim bahwa masyarakat Morotai tidur beralaskan kardus juga tidak benar,” sambungnya.

Ia bilang, warga Morotai sejak lama menggunakan hasil kerajinan tradisional seperti tikar yang dibuat dari bahan alami, menunjukkan kearifan lokal yang terjaga hingga saat ini.

Buntut hal ini, Fandi meminta Sherly Tjoanda memberikan klarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat Morotai.

“Kami meminta Ibu Sherly untuk menyampaikan data valid jika memiliki bukti terkait klaimnya, sekaligus meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang melukai kehormatan masyarakat Morotai,” ucap Fandi.

Ia juga mengimbau agar tokoh masyarakat dan publik figur lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan yang bisa berdampak negatif terhadap citra daerah.

“Kami berharap insiden ini menjadi pembelajaran untuk semua pihak agar lebih bijaksana dalam berbicara, khususnya terkait kondisi masyarakat di daerah,” tuturnya.


Penulis: Aswan Kharie

cermat

Recent Posts

Ghifari Bopeng Kena Somasi PT Apollu Nusa Konstruksi soal Utang 1,3 Miliar

PT Apollu Nusa Konstruksi melayangkan surat tagihan dan somasi kepada PT Hapsari Nusantara Gemilang untuk…

4 jam ago

Jejak Harmonis Alam dan Tambang Emas Gosowong

Setiap 10 Agustus, Indonesia memperingati Hari Konservasi Alam Nasional sebagai momen refleksi pentingnya menjaga kelestarian…

6 jam ago

Kongsi Gigs dan Suara Perlawanan dari Right Chambers untuk 11 Warga Adat Sangaji

Kongsi Gigs: Music, Football, Culture di Ternate, Maluku Utara, bukan sekadar acara manggung. Acara ini…

7 jam ago

FORMAT PRAGA Serahkan Dokumen Laporan Mafia Tambang ke KPK

Perwakilan massa Aksi Front Mahasiswa Maluku Utara Pro Warga Maba Sangaji (FORMAT PRAGA) akhirnya menyerahkan…

7 jam ago

Aksi Desak KPK dan Kementerian ESDM Periksa IUP PT Position

Puluhan orang yang tergabung dalam organisasi masyarakat sipil, mulai dari tokoh adat, dan pemuda Halmahera…

7 jam ago

BEM Faperta Unkhair: Bebaskan 11 Warga Adat Maba Sangaji

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, juga menyuarakan solidaritas untuk 11…

8 jam ago