News  

Jalan Hidup AHY Tidak Akan Seperti Sekarang Jika Dia Tergoda Memilih Profesi Ini

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat. Foto: Istimewa

Kata pepatah, ada banyak jalan menuju Roma. Tapi pilihan seseorang menentukan jalan hidupnya di kemudian hari. Adalah Agus Harimurti Yudhoyono.

Sebagai siswa unggul pada masa-masa sekolah di SMA Taruna Nusantara dan Akademi Militer, AHY punya banyak pilihan profesi.

“Andai tergoda, ia (AHY) tidak akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat seperti sekarang ini,” ucap Wasekjen Partai Demokrat, Agust Jovan Latuconsina, kawan seangkatan AHY.

Ada kisah menarik yang coba disampaikan Jovan, di sela-sela perjalanan Safari Ramadan AHY di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Jovan berujar, saat mereka duduk di kelas 3 SMA, ada tawaran dari perusahaan penerbangan Garuda Indonesia.

“Saat itu Garuda akan merekrut siswa-siswi terbaik, untuk menjadi pilot pesawat komersial,” tuturnya.

Kala itu, yang lolos seleksi akan disekolahkan di Selandia Baru dengan tanggungan penuh dan dijamin diangkat menjadi pilot Garuda Indonesia.

Sebagai calon lulusan terbaik, tutur Jovan, AHY lolos seleksi. Tapi saat pendalaman wawancara psikologi, AHY menolak tawaran tersebut.

AHY, kata Jovan, menegaskan niatnya untuk masuk Akademi Militer (Akmil). 1997, sebagai lulusan terbaik dan mendapat Garuda Trisakti Tarunatama dari SMA Taruna Nusantara, AHY mendaftar ke Akmil.

Tapi proses seleksi ke Akmil tidak seperti sekarang. Saat itu masih di bawah naungan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesi atau AKABRI.

Sebelum masuk Akademi Angkatan atau Matra tertentu, kata Jovan, calon siswa mengikuti seleksi umum.

“Hasil seleksi umum menetapkan AHY sebagai calon taruna nomor urut 1 di Akademi Angkatan Udara (AAU), dengan hasil psikologi yang sangat memuaskan,” ujarnya.

Dengan tinggi 182 cm, AHY diyakini bisa lolos menjadi Pilot Pesawat Tempur di TNI Angkatan Udara (AU).

“Tapi saat proses seleksi wawancara, AHY kembali menolak menjadi Pilot dan lebih memilih masuk Akmil,” ungkap Jovan.

Baca Juga:  Perkuat SDM, Pemkot Ternate MoU dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Padahal, kata Jovan, hasil seleksi di Akmil menunjukkan nilai psikologi AHY berada pada urutan ke-4 dari 300 lebih calon taruna.

AHY tidak hanya berprestasi di bidang pendidikan, tapi juga dipilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna di Akmil, atau orang nomor 1 di organisasi kemahasiswaan.

“Tahun 2000, AHY menjadi lulusan terbaik dengan meraih pedang Trisakti Wiratama,” ucap Jovan.

Selain itu, AHY diberi penghargaan Adhi Makayasa oleh Presiden Abdurrahman Wahid, yang diserahkan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri di Istana Merdeka, Jakarta.

Saat AHY lulus dari Akmil, Satuan Penerbang TNI Angkatan Darat (AD) sedang mencari perwira-perwira terbaik, untuk menjadi pilot helikopter.

Ketika itu, TNI AD sedang membeli helikopter tempur jenis MI-35 dan MI-17 dari Rusia dalam jumlah besar, sehingga butuh banyak pilot baru.

Sebagai salah satu perwira lulusan terbaik, AHY ditugaskan untuk mengikuti seleksi sebagai pilot helikopter tempur.

Lagi-lagi, AHY lulus serangkaian seleksi. Tapi pada saat pendalaman wawancara, AHY menyatakan lebih memilih menjadi prajurit Korps Infanteri di lingkungan Kostrad.

Andai AHY memilih kesempatan menjadi pilot komersial Garuda, atau pilot pesawat tempur TNI AU atau pilot helikopter TNI AD, belum tentu AHY akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, dengan tren elektabilitas yang terus meningkat seperti sekarang ini.

“Memang masa depan adalah milik Tuhan, bukan milik manusia. Tapi pilihan-pilihan hidup yang diambil, menentukan jalan hidupnya di kemudian hari,” tutup Jovan