Puluhan dosen di Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Seluruh Indonesia (ADAKSI) menggelar demonstrasi, Senin, 3 Februari 2025.
Mereka menuntut pembayaran tunjangan kinerja alias tukin yang belum dibayarkan selama 5 tahun terkahir terhitung sejak 2020 lalu. Hak dosen ini harusnya dilunasi oleh pihak Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek).
Sesuai pantauan media, para dosen juga turut membentangkan beberapa spanduk bertuliskan sindiran kepada pemerintah hingga menyinggung kualitas pendidikan yang sangat bergantung pada tenaga pengajar.
ADAKSI membacakan petisi yang memuat 8 poin tuntutan mulai dari meminta Presiden RI Prabowo Subianto segera memerintahkan Kemendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro dan kementerian terkait segera membayarkan tukin dosen.
Desakan juga disampaikan agar pembayaran tukin dilakukan paling lambat Februari 2025.
Safrudin Amin, kordinator aksi mengatakan, demonstrasi tersebut merupakan aksi serentak yang dilakukan di seluruh Indonesia.
Ia bilang, aksi ini bukan sebagai bentuk perlawanan terhadap negara, melainkan sebuah niat memperbaiki sistem dan menghilangkan ketidakadilan bagi para dosen ASN.
“Tukin di kementrian yang lain sudah dibayarkan, kenapa kita belum? Padahal jika tunjangan ini diberikan, kami bisa lebih fokus dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” kata Safrudin dalam aksi yang digelar di Pelataran FIB Unkhair.
Sementara Mantan Rektor Unkhair, Gufran Ali Ibrahim dalam orasinya mengungkapkan bahwa gerakan serentak ini merupakan alarm bagi pemerintah pusat.
“Kami tidak akan berhenti di sini. ADAKSI dan para dosen akan terus berjuang melawan ketidakadilan. Kami mendukung semua upaya yang telah dilakukan, baik oleh Presiden maupun Menteri,” ucapnya.
Penulis: Muhammad Ilham Yahya