Categories: News

Menyikapi Kondisi Daerah, BEM Unkhair Ajak Masyarakat Serukan Save Maluku Utara

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyerukan Save Maluku Utara.

Seruan itu perlu disampaikan, karena di mata lembaga mahasiswa di universitas ternama di Malut ini, praktik pemerintahan di Provinsi Maluku Utara makin amburadul dan memprihatinkan.

“Masalah di Maluku Utara ini tidak berkurang, malah bertambah. Mulai dari masalah kerusakan lingkungan, SDM buruk, praktik birokrasi bobrok, hingga praktek korupsi yang semakin merajalela,” kata Ketua BEM Unkhair Junaidi Ibrahim, saat diwawancara, Sabtu, 25 Mei 2024.

Pelbagai masalah tersebut, menurutnya, akarnya ada pada pemimpin Maluku Utara yang cenderung pragmatis. Ia menilai, selain tak punya konsep, pemimpin Maluku Utara tidak punya nyali untuk berpihak dan memperjuangkan hak-hak masyarakat.

“Pemimpin kita tak punya nyali untuk bersuara kepentingan masyarakat ke pemerintah pusat,” ujar Junet, sapaan karib Junaidi itu.

Sementara, bukti dari sikap pragmatis memimpin Maluku Utara itu, adalah keterlibatan mantan Gubernur bersama sejumlah kepala SKPD-nya dalam kasus suap dan korupsi.

“Ini menunjukkan gubernur lebih mementingkan uang daripada kualitas kepala SKPD. Lebih utamakan keperluan diri sendiri daripada kepentingan masyarakat,” tegas Junaidi.

Tak heran, dengan keterlibatan para pimpinan birokrasi dalam kasus korupsi itu membikin, mereka tak lagi berwibawa. Terutama di depan bawahan. Karena itu, bawahan juga kehilangan keteladanan.

“Sejumlah ASN Pemprov Malut yang dikabarkan ditangkap di Jakarta karena pakai narkoba itu, bagi saya, bagian dari mereka kehilangan keteladanan kepemimpinan,” katanya.

Dari deretan problem masalah di tubuh pemerintahan Maluku Utara itu, kata Junaidi, tak ada lagi yang bisa diharapkan masyarakat.

Junaidi juga menyoroti statement Presiden Jokowi. Termasuk data yang dikeluarkan Bank Indonesia di akhir tahun 2022 tentang pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mencapai angka 27 persen.

Bagi ia, pertumbuhan itu adalah hasil dari hilirisasi industri pertambangan yang saat ini tidak berbanding lurus dengan kondisi ekonomi masyarakat.

“Banyak aktivis mahasiswa hingga akademisi ikut mengomentari pernyataan Jokowi tersebut. Tapi, tidak ada satu pun komentar dari pemerintah daerah yang ada di Maluku Utara. Ini patut dipertanyakan,” kata Junaidi.

Padahal menurutnya, capaian industrialisasi di bidang pertambangan itu, justru lebih besar mudaratnya. Terutama bagi masyarakat di lingkar tamang, yang mengalami berbagai masalah, mulai dari perampasan ruang hidup, hingga menanggung pelbagai penyakit yang muncul akibat kerusakan lingkungan.

Dari deretan masalah itu, sambung Junaidi, pemimpin daerah di Maluku Utara, mestinya tampil sebagai representasi negara yang ada di daerah. Kepala daerah harus mampu mendeteksi masalah di daerah dan menyampaikan ke pemerintah pusat. Bukan turut mengekor kemauan pusat.

“Jika pemimpin pun tidak lagi bisa kita menaruh kepercayaan dan harapan, maka saya kira saatnya rakyat Maluku Utara bergerak. Elemen rakyat sudah waktunya menyalakan tanda merah, serukan Save Maluku Utara,” tandasnya.

—-

Penulis: Tim cermat

Editor: Ghalim Umabaihi

redaksi

Recent Posts

Tambang Bikin Dilema Warga Pulau Gebe, Graal Desak Perbaikan

Anggota DPD RI Dr. R. Graal Taliawo, S.Sos., M.Si. kembali melakukan kunjungan pengawasannya. Kali ini,…

5 menit ago

Tawarkan Pemandangan Alam, Pulo Tareba di Ternate Cocok Jadi Pilihan Wisata Akhir Tahun

Wisata alam Pulo Tareba di Kelurahan Takome, Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate, Maluku Utara, bisa…

8 jam ago

775 Tahun Ternate Lestarikan Budaya Leluhur

Oleh: Rinto Taib*   PADA tanggal 29 Desember nanti tepatlah usia Kota Ternate yang ke-775…

19 jam ago

Kisah Mariam dan Geliat Pedagang Musiman di Ternate

Matahari tampak tegak di kepala Mariam (44 tahun) saat ia menjajakan pernak-pernik perayaan tahun baru…

21 jam ago

Polda Maluku Utara Tutup Galian C Ilegal di Pulau Obi, 5 Saksi Diperiksa

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Maluku Utara menutup aktivitas Galian C yang diduga beroperasi…

22 jam ago

Kolaborasi dengan Warga, PILAS Institute Gelar Bakti Sosial di Kelurahan Gambesi

Perhimpunan Lingkar Arus Studi (PILAS Institute) menggelar kegiatan bakti sosial bersama masyarakat Kelurahan Gambesi RT…

1 hari ago