News

Pemerintah Dianggap Lalai Tangani Krisis Air Bersih Warga Kota Ternate

Pemerintah dianggap lalai menangani masalah krisis air bersih di sejumlah kelurahan. Hal itu disampaikan Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (GAMHAS) saat menggelar unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu, 11 Desember 2024.

Aksi ini dilakukan guna merespons masalah krisis air bersih di beberapa kelurahan. GAMHAS menilai, terdapat kelalaian yang terjadi di tubuh Pemkot Ternate dan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Ake Gaale dalam memenuhi amanah Peraturan Daerah (Perda) Kota Ternate No. 2 Tahun 2021.

Perda tersebut mengatur tentang pelayanan air bersih yang merata dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hasil investigasi GAMHAS menemukan bahwa ada sejumlah kelurahan yang belum mendapatkan distribusi air bersih. Di Kelurahan Sasa RT 01, sebanyak 36 rumah belum menerima layanan air bersih sejak 2013. Warga terpaksa bergantung pada air hujan atau membeli air profil seharga Rp70.000 yang hanya cukup untuk lima hari.

Hal serupa terjadi di Kelurahan Foramadiahi RT 07, di mana 13 rumah belum mendapatkan air bersih sejak 2020, meskipun pipa PDAM telah dipasang. Warga di sana harus mengeluarkan hingga Rp7 juta per tahun untuk membeli air profil.

Kemudian di Kelurahan Tubo RT 08, sebanyak 30 rumah hanya bergantung pada air hujan atau air profil seharga Rp120.000 per minggu. Ironisnya, pipa yang digunakan warga sudah ditumbuhi lumut dan jamur, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

“Krisis air bersih ini sudah berlangsung terlalu lama. Pemerintah harus segera menyelesaikan masalah ini, karena air adalah hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi,” ujar seorang orator GAMHAS.

GAMHAS turut menyerukan evaluasi terhadap Dewan Pengawas dan Direktur Utama PDAM Ake Gaale. Mereka mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

“Kami sudah terlalu sering mendengar janji dari pemerintah, tapi hingga saat ini belum ada tindakan konkret. Kalau pemerintah tidak mampu menyelesaikan masalah ini, kami akan terus melawan,” tegas salah satu peserta aksi.


Penulis: Muhammad Ilham Yahya

Editor: Rian Hidayat

cermat

Recent Posts

Ghifari Bopeng Kena Somasi PT Apollu Nusa Konstruksi soal Utang 1,3 Miliar

PT Apollu Nusa Konstruksi melayangkan surat tagihan dan somasi kepada PT Hapsari Nusantara Gemilang untuk…

11 jam ago

Jejak Harmonis Alam dan Tambang Emas Gosowong

Setiap 10 Agustus, Indonesia memperingati Hari Konservasi Alam Nasional sebagai momen refleksi pentingnya menjaga kelestarian…

12 jam ago

Kongsi Gigs dan Suara Perlawanan dari Right Chambers untuk 11 Warga Adat Sangaji

Kongsi Gigs: Music, Football, Culture di Ternate, Maluku Utara, bukan sekadar acara manggung. Acara ini…

14 jam ago

FORMAT PRAGA Serahkan Dokumen Laporan Mafia Tambang ke KPK

Perwakilan massa Aksi Front Mahasiswa Maluku Utara Pro Warga Maba Sangaji (FORMAT PRAGA) akhirnya menyerahkan…

14 jam ago

Aksi Desak KPK dan Kementerian ESDM Periksa IUP PT Position

Puluhan orang yang tergabung dalam organisasi masyarakat sipil, mulai dari tokoh adat, dan pemuda Halmahera…

14 jam ago

BEM Faperta Unkhair: Bebaskan 11 Warga Adat Maba Sangaji

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Maluku Utara, juga menyuarakan solidaritas untuk 11…

14 jam ago