“Saya dan suami saya tidak henti-hentinya berdoa. Berdisuksi, sebelum memutuskan untuk maju (pilkada). Jika Tuhan mengizinkan niat kami. Kami ingin lebih banyak lagi melayani sesama manusia.”
Yani Arimbi bercerita awal, ia dan suaminya, Steward Soentpiet, Calon Bupati Halmahera Utara nomor urut 2 memutuskan untuk maju pada pilkada 2024 di Halmahera Utara. Ia juga bilang, tanpa dukungan anak dan keluarga, mungkin akan lebih banyak keraguan suaminya untuk mencalonkan diri.
Di hadapan banyak ibu-ibu yang hadir dalam kampanye di TPI, Wosia, Tobelo Tengah, Halmahara Utara, Jumat, 18 Oktober 2024 malam itu, Yani bilang, pendidikan dan cinta dimulai dari rumah. Peran seorang isteri sangat penting. Ahlak dan iman dibangun. Anaknya yang muslim harus taat beribada ke masjid begitu juga sebaliknya.
“Selain itu, kita berdua, suami-isteri, butuh dukungan anak-anak dan saudara. Saya pendeta. Anak-anak dan saudara saya muslim. Di rumah, perbedaan adalah cinta. Tanpa dukungan mereka, saya dan suami bukan apa-apa,” ungkap Yani, di hadapan warga.
Tetiba, enam orang perempuan berjilbab pun beranjak dari kursi. Menyapa warga saat itu. Keenam perempuan itu adalah Asteria Oktavian Putri, Vira Fadia Haya, Nataya, Syiti Hazza Dwi Lusiana, Sri Windi Astuti, dan Sisi Sunariyah. Mereka adalah anak, ponakan, dan saudara Yani Arimbi yang beragama muslim.
Enam perempuan ini, selalu terlihat mengikuti kemanapun Yani Arimbi dan Steward bertemu warga, selama pilkada berjalan ini. Kurang lebih, sudah 17 tempat—desa yang mereka kunjungi. Melihat langsung kondisi warga dan apa yang paling dibutuhkan. Ada kebutuhan infrastruktur askes jalan di Kecapatan Loloda hingga Loloda Kepulauan. Ada kebutuhan air bersih. Hingga Bagaimana kondisi warga di pulau-pulau kecil yang jauh dari akses listrik, hingga kesehatan.
***
Yani terus mengisahkan. Selama 20 tahun, ia dan suaminya menjadi pengusaha. Selama itu pula, mereka terus berupaya melayani warga. Dari aspek bisnis pariwisata yang dapat menopang pendidikan anak-anak Halmahera hingga kebutuhan air bersih warga.
Dari hasil usaha mereka, pada tahun 2008, mereka membangun TK untuk anak-anak di 6 Desa, seperti Kukumutuk dan lainnya. Kini, beberapa murid di sekolah itu, sudah ada yang menjadi kepala desa. Bahkan mereka mendirikan Sekolah Pariwisata Manggala Perkasa, yang berstatus yayasan.
“12 tahun sekolah Manggala Perkasa berdiri. Selama itu, kami berupaya melayani anak-anak di sekolah ini. Subsidi silang ada di situ,” ungkapnya.
Yani dan suaminya juga membangun wisata Magaliho. Dari hasil keuntungan itu, mereka prioritaskan untuk pendidikan bagi anak-anak di Pulau Meti, Kecamatan Tobelo Timur. Sekarang, ada sekitar 35 anak, yang difasilitasi akses bus ke sekolah antar-jemput secara gratis, dan sebagian siswa tinggal di asrama yang disediakan.
Sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Presiden Parabowo Subianto juga pernah membantu enam murid Manggala Perkasa yang didirikan Yani dan Steward, untuk praktik ke Bali. Keenam murid itu didampingi satu orang guru.
“Selama tiga bulan, murid-murid praktik di sana. Pak Hasim yang membantu semua biaya dari keberangkatan, nginap, hingga pulang,” katanya.
Dari hasil itu, ada salah satu murid pun ikut lomba mewakili SMK Perhotelan Manggala Perkasa dan pulang menjadi juara 1. Itu murid yang berasal dari desa Soamaetek, Kao Barat. Lalu diberangkatkan ke Lampung mewakili Maluku Utara di tingkat nasional.
Rekam jejak Steward dan Yani, yang sering membantu warga, membuat Partai Gerindra mendukung mereka untuk maju dalam pilkada Halmahera Utara. Hashim Djojohadikusumo bahkan berpesan, agar Steward fokus pada visi yani Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Kerakyatan.
Sementara, penghasilan dari wisata Ta’aga Paca yang mereka bangun, dapat mensubsidi air bersih untuk 214 Kepala keluarga. Jika dihitung, operasional untuk mengaliri air bersih ke warga, perbulan pengeluarannya sekitar Rp48 juta.
Persiapkan Generasi Emas
Cerita Yani Arimbi dan Steward Soentpiet sebagai pengusaha tidak sekadar untuk kepentingan pribadi. Di balik itu, seluruh keuantungan dari usaha mereka, diperuntukkan untuk menyiapkan generasi, anak-anak Halmahera Utara ke depan. Sebab itu, mereka seriusi membangun banyak sekolah.
Tidak sedikit, generasi dari sekolah yang mereka bangun, sudah menjadi kepala desa dan lainnya.
Yani mengatakan, saat ini, Desa Wosia tepatnya di TPI 1 dan TPI 2 adalah tempat bermukimnya para nelayan. Hasil tangkapan, berupa ikan segar adalah suplemen, gizi yang baik untuk anak-anak. Ia percaya, jika TPI ini diperhatikan dengan baik oleh kebijakan pemerintah, maka, anak-anak di sini akan menjadi generasi emas di tahun 2045.
“Kita butuh Gerakan Ibu-ibu PKK untuk merawat, menyiapkan anak-anak kita sebagai generasi emas di tahun 2045. Ini juga visi Presiden kita kedepan,”kata Yani.
Yani pun mengungkapkan program prioritas pasangan calon SMART terkait dengan Ekonomi Kerakyatan, yang juga berfokus pada kesejarahteraan para petani hingga nelayan.
Dalam program prioritas Ekonomi Kerakyatan itu yakni:
- Menyiapkan 10 ribu Hektar lahan tanaman pangan yang terintegrasi dengan peternakan
- 2 sentra produksi peternakan
- 300 armada dan alat tangkap bagi nelayan
- Cold storage dengan kapasitas 300 ton
- 5 SPBN bagi nelayan di sentra pengembagan perikanan
- Peremajaan tanaman kelapa, pala, dan cengkih dengan luas lahan 50.000 Hektar
- 4 model industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan
- 2 Miliar rupiah/tahun bantuan modal tanpa agunan bagi koperasi dan UMKM.
“Saya mengutip apa yang suami (Steward Soentpiet) saya bilang: Kalau ada nelayan bau amis, saya ada di sana. Kalau ada petani bau keringat, saya ada di sana,” ungkap Yani. Sembari berkata, sebaik-baik pemimpin adalah yang bekerja untuk rakyat.