News  

Di Hadapan Duta Besar Negara Eropa, Sultan Ternate Serukan Perdamaian

Sultan Ternate, Hidayat Sjah, didampingi Letnan Alfiris Kesultanan Ternate, M Ronny Saleh, saat memberikan sambutan dalam kegiatan yang dihelat yang dihelat World Peace Organization (WPO) di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 2 Juni 2023. Foto: Istimewa

Sultan Ternate, Hidayat Sjah, mengatakan hampir semua negara yang berupaya membangun kesejahteraan masyarakatnya tidak lepas dari konflik. Tak jarang melalui jalan perang.

Hal ini disampaikan sultan saat menghadiri kegiatan yang dihelat World Peace Organization (WPO) di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 2 Juni 2023.

Kegiatan bertemakan 2ND Borobudur International World Peace & Prosperity Event At Candi Borobudur, Jumat, 2 Juni 2023, dihadiri para duta besar negara sahabat dan Eropa.

Dalam kesempatan itu, Sultan menjelaskan, bangsa Eropa berekspansi ke wilayah Nusantara hingga tiba di Ternate hanya untuk mendapatkan komoditi rempah-rempah seperti pala dan cengkeh.

“Dan karena dua komoditi inilah kita dijajah selama 350 tahun. Mungkin kalau tidak ada cengkeh dan pala, kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak akan pernah dijajah oleh bangsa Eropa,” ujarnya.

Dari sini, kata Sultan Hidayat, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dengan kebijaksanaanlah strategi pembangunan memungkinkan bisa meningkatkan kesejahteraan.

“Jika ingin menghentikan peperangan, mau tidak mau harus dimulai dengan perdamaian. Atau sebaliknya, hanya dengan perang bisa menciptakan sebuah perdamaian, walau dilalui dengan tetesan darah,” tuturnya.

Sultan Ternate, Hidayat Sjah, saat menghadiri kegiatan bertemakan 2ND Borobudur International World Peace & Prosperity Event At Candi Borobudur, Jumat, 2 Juni 2023, yang dihelat World Peace Organization (WPO) di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 2 Juni 2023. Foto: Istimewa

Menurutnya, masyarakat Indonesia patut bersyukur. Karena presiden secara massif membuka ruang bagi investor yang tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat.

“Tentu kami mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, yang selalu bekerja sama dengan dunia Internasional demi mensejahteraan rakyat Indonesia,” tuturnya.

Sultan berharap, dalam pemilihan umum pada 2024 mendatang, seorang presiden beserta perangkat kabinetnya bisa melanjutkan apa yang menjadi kebijakan Presiden Joko Widodo saat ini.

Baca Juga:  Mantan Kadis ESDM Malut Mengaku Diperiksa Bareskim Polri soal Pengusulan WIUP

“Satu pesan kami, menjadi orang baik itu penting. Tapi lebih baik menjadi orang yang bijak. Karena dengan bijaksanaan, kesejahteraan dapat dirasakan seluruh rakyat,” bebernya.

Vice President World Peace Organization, Bambang Herry Purnomo, mengatakan adigium perdamaian sangat dibutuhkan oleh umat manusia.

“Hal itu bisa dicapai melalui berbagai dimensi. Termasuk hubungan harmonis antaragama, bangsa, suku, bahkan di tingkat tetangga,” ujarnya.

Dulu, sambung Bambang, di era imperium Romawi dikenal dengan istilah Si Vis Pacem Para Bellum. Artinya, jika menginginkan perdamaian, maka bersiaplah untuk perang.

“Ungkapan ini menjadi adagium bagi para aggressor, pecinta perang pada saat Romawi menjadi imperium dunia,” ucapnya.

Bahkan, Napoleon Bonaparte membalikkan ungkapan itu agar sesuai dengan naluri kekuasaannya. “Ia katakan, Si Vis Bellum Para Pacem. Artinya, jika mengharapkan perang, bersiaplah untuk perdamaian,” pungkasnya.

Sekadar informasi, hingga saat ini, WPO telah menggandeng 202 negara di dunia dan terhimpun ke dalam unsur keanggotaan.

Penulis: Nurkholis Lamaau