*Oleh M. Wahib
Sang Pembual
atas nama peradaban
diujung jalanan kota andalan
suara sang pembual lantang
mencabik-cabik lamunan para pemulung
atas nama peradaban
sepertiga jam tumpukan sampa
kota. berserakan!
tipuan mata air hujan
mewarnai jalanan pengendara
janji-janji bertungkus lumus
hilang menggantung diunjung pohon
hembusan angin tanggal bau hamis
menyengat dilangit-langit biru
gelagat tawa dan cacian
kian jejak kota bagai kerupuk tercelup air
bagai penghuni hutan amzon
bagai sang pembual
saling bertengkar saling tikung
lewat berita lewat cerita.
(Ternate, 08/03/2020)
Jejak Langkah Kota
belum sebulan
baru aku tau
tinggal di tana kota andalan
riang-riang gembira
diatas tumpukan sampah-sampah
jejak-jejak langka pembangunan kota
yang lamban bukan ditangan para pecinta
tapi sebagaimana kecoa ingkar
hidup dalam telur sendiri
menuntun tak berdaya
(Morotai, 05/08/2022)
Tanah, Rumah, Warisan
keluarga belum berdamai
diatas masih tinggal sinis
pecah dilangit-langit sisa air mata
belum tiga tahun berselang
sama-sama tukar pendapat
hutang belum lunas!
Sisa-sisa bukti belum rampung!
masih saling tikung
dibuat linglung Pak Pengacara
Pak Jaksa, saksi-saksi dan perungu
aturan-aturan tanah, rumah, warisan
sekantong uang kertas
menghapus saksi mata-mata
patah tanggal cacian dan bualan
belum sehari bersepakat
mendadak tumbuh janji-jani
kian langgeng diunjung mata
ingin hidup setahun
bersorak-sorak ria diatas tumpukan uang
gelagat lewat matahari mencuri
malam-malam suntuk. Sirna
batas-batas paling memukau
dikau menahan tangis setengah emosi
(Ternate, 23/04/2021)