News  

Malut United: Menatap Panggung Asia dari Kaki Gamalama

Skuad Malut United. Foto: Afficial MU.

Tak ada yang mengira atau berani bertaruh di meja judi sekalipun, bahwa klub yang baru pertama kali merasakan tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu, saat ini, hanya berjarak sejengkal dengan panggung Asia.

Gairah sepak bola Maluku Utara kembali menggeliat setelah hiatus lebih dari satu dekade belantika kompetisi Tanah Air. Sepak bola kembali hadir di bawah kaki Gunung Gamalama usai tertidur cukup lama.

Orang-orang di Maluku Utara; tua, muda, pria, dan wanita, di warung kopi, Pantai Falajawa, hingga sepanjang dataran Halmahera mulai berbicara sepak bola. Malut United FC adalah topik utamanya.

Keputusan mengakuisisi Putra Delta Sidoarjo dan mengubahnya menjadi Malut United adalah sebuah pilihan tepat yang telah dibuat oleh manajemen. Sempat dicibir karena dianggap klub siluman, kini menjadi buah bibir lantaran tampil mengejutkan.

Liga 1 musim 2024/2025 menjadi debut Malut United untuk pentas di kompetisi strata satu Liga Indonesia. Malut United mengalahkan Persiraja Banda Aceh dengan skor 3-2 saat keduanya saling sikut demi berebut satu tiket terakhir promosi dari Liga 2 musim 2023/2024.

Bumi Moluku Kie Raha seketika gegap gempita, setiap sudut penjuru kota hingga pelosok desa merayakan momen bahagia; melupakan sejenak masalah utang yang harus segera dibayar, uang iuran sekolah anak, atau pakaian yang sudah 3 hari tidak diangkat dari jemuran.

Seperti klub-klub promosi yang sudah-sudah yang baru pertama kali mencicipi kasta tertinggi, pun dengan Malut United yang diprediksi hanya berakhir sebagai pemanis. Belum lagi harus mengarungi awal kompetisi tanpa bermain di rumah sendiri.

Laskar Kie Raha, begitu Malut United dijuluki, tak mau dianggap sebagai kuda hitam. Manajemen klub bergerilya merekrut pemain-pemain kelas satu berlabel tim nasional. Sayuri bersaudara, Wahyu Prasetyo, Frets Butuan, Manahati Lestusen, dan sederet nama beken lain didatangkan.

Baca Juga:  Malut United Incar Rekor Tanpa Kalah Jelang Laga Kontra Persis Solo

Belum lagi legiun-legiun asing yang didapatkan demi menambah kekuatan skuad yang dikomandoi oleh Imran Nahumarury sebagai nakhoda. Malut United mengirim sinyal perang kepada kontestan lainn; ini pasukan tempur, bukan klub penghibur!

Kompetisi Liga 1 2024/2025 memasuki pekan-pekan penutup. Jawara bertahan musim lalu, Persib Bandung, masih kokoh bertengger di puncak klasemen. Sedangkan, PSS Sleman, tersungkur di jurang paling dasar.

Semen Padang yang juga baru promosi dari Liga 2 musim lalu sedang dihantui ancaman turun kasta. PSBS Biak yang datang ke Liga 1 sebagai kampiun Liga 2 tahun lalu bisa dipastikan bertahan setelah menempati papan tengah klasemen.

Beda nasib dengan dua klub promosi lain, Malut United kini sedang berjuang —meminjam istilah Indonesia Timur, ‘baku hajar’ dengan Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta. Ketiganya bertarung demi musim depan mewakili Indonesia di kancah AFC Challange League.

Kemenangan 1-2 saat melawat ke markas Dewa United pada pekan ke-30 yang digelar di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 25 April 2025, memantapkan Malut United di peringkat 4. Meski begitu, posisi Yakob Sayuri dan kolega belum aman karena Persija Jakarta sebagai pesaing terdekat, masih menyimpan satu pertandingan.

Bagi arsitek Malut United, Imran Nahumarury, kemenagan kontra Dewa United itu dipersembahkan untuk seluruh masyarakat Maluku Utara. Sebab, menurutnya, tanpa dukungan masyarakat dan suporter, Malut United tidak bisa melangkah sampai sejauh ini.

“Kemenangan ini kami persembahkan untuk masyarakat Maluku Utara dan seluruh pendukung Malut United,” ujar pelatih berusia 46 tahun itu saat konferensi pers usai laga kontra Dewa United.

Selain menambah 3 poin dari laga tandang menghadapi Dewa United yang sangat krusial itu. Malut United juga memperpanjang trend positif selama 12 pertandingan berturut-turut tanpa sekali pun menelan kekalahan.

Baca Juga:  ISSI Kota Ternate Kirim 2 Atlet Balap Sepeda ke Sulawesi Utara

Meski pun demikian, Malut United dilarang jemawa dan terlena dengan catatan-catatan apik tersebut. Sebab, empat pertandingan tersisa bakal menjadi pekan yang berat, termasuk bentrok melawan Persija di laga terakhir penutup liga.

Kini, klub yang bermarkas di Stadion Gelora Kie Raha beserta jutaan masyarakat Maluku Utara itu sedang melangitkan doa setinggi-tingginya untuk mengejar mimpinya. Mimpi yang lahir dari bawah kaki Gunung Gamalama demi bermain di kompetisi Asia.