Ketua Tim Peneliti Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Sri Rustiyanti menyebut Kesultanan Ternate memiliki keunikan budaya dan sejarah yang penting untuk dipelajari.
Hal itu disampaikan Sri Rustiyanti saat melaksanakan penelitian tahun keduanya di Kedaton Kesultanan Ternate, Maluku Utara.
Menurut Sri, Istana Sultan Ternate sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Ternate memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Ternate dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dunia serta penghasil utama komoditas cengkeh dan pala.
“Selain Istana Sultan ada juga Benteng Oranje yang dibangun oleh Belanda sebagai pusat pertahanan dan perdagangan. Masjid Kesultanan Ternate, merupakan pusat kegiatan keagamaan dan menjadi salah satu ikon Kota Ternate,” kata Sri, Senin, 21 Oktober 2024.
Menurut dia, Kesultanan Ternate juga menyimpan folklor warisan budaya seperti singgasana sultan, senjata tradisional, Al-Qur’an dengan tulisan tangan, pakaian adat, peralatan rumah tangga hingga dokumen sejarah seperti foto, surat-menyurat, peta dan prasasti.
“Ini merupakan sumber informasi penting untuk mempelajari sejarah Kesultanan Ternate. Kemudian dari sekian artefak, ada salah satu benda pusaka yang paling terkenal dan sangat memukau yaitu Mahkota Sultan Ternate dengan batu permata yang bertaburan dan rambut yang dapat tumbuh. Mahkota ini memiliki desain yang unik dan dihiasi dengan berbagai permata,” ujarnya.
Menurutnya, mahkota Sultan Ternate merupakan legenda sebuah pusaka kerajaan yang sangat dihormati dan menyimpan banyak misteri.
Salah satu keunikan yang paling menonjol adalah keberadaan 113 batu permata yang menghiasi mahkota ini, sehingga membuatnya begitu berkilau dan megah. Namun, kata dia, yang lebih menarik lagi adalah kisah tentang rambut yang tumbuh pada mahkota ini.
“Berdasarkan informasi dari mantifact, Rizal Iskandar Alam (Kiemalaha Sere) Kesultanan Ternate, konon rambut pada mahkota yang bisa tumbuh memanjang dengan sendirinya,” ucapnya.
“Fenomena ini tentu saja sangat unik dan menjadi salah satu alasan mengapa mahkota ini begitu terkenal dan dianggap keramat. Rambut pada mahkota ini dipercaya memiliki kekuatan spiritual dan menjadi simbol dari kekuatan dan keagungan sultan,” sambungnya.
Adapun ritual pemotongan secara berkala dilakukan karena rambut pada mahkota terus tumbuh. “Ritual ini biasanya dilakukan oleh sultan sendiri dan memiliki makna yang sangat sakral. Pemotongan rambut dianggap sebagai cara untuk menjaga kesucian dan kekuatan mahkota,” jelasnya.
Sri menyebut penelitian mereka didanai oleh Kemendikbudristek dalam skema penelitian terapan tahun 2024.