Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Hasyim Asy’ari, melalui Pleno Nasional (15/03/2024) resmi mengumumkan jumlah perolehan suara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Maluku Utara. Dijumlahkan dari 8 kabupaten dan 2 kota, Dr. R. Graal Taliawo, menempati posisi puncak dengan perolehan suara yang terbilang fantastis: 103.783.

“Saya mendapat kejutan dari warga Maluku Utara. Dukungan terhadap Politik Gagasan seolah tak terbendung. Terima kasih atas optimisme dan kepercayaan ini,” ungkap kandidat dengan nomor urut 9 ini.
Politik Gagasan mendapat tempat di hati warga
Membludaknya dukungan warga tak lepas dari caranya berpolitik dan agenda kerja yang ditawarkannya kepada warga. Doktor Ilmu Politik ini mengaku respons dan aura positif warga begitu terasa.
“Pada masa kampanye, dong (mereka) antusias datang ke diskusi Penajaman Agenda Kerja Bersama Warga (PEKA). Juga banyak yang berkomentar dan mengikuti melalui media sosial. Di banyak tempat, ketika kita bajalan, dong warga langsung bakusapa dan sampaikan dukungannya,” katanya.

Menurut laki-laki yang akrab disapa Dr. Graal ini, tak sampai di situ, salah satu puncaknya, ia rasakan pada 14/15 Februari 2024—setelah pencoblosan.
“Komentar/pesan yang masuk ke Facebook, Instagram, dan WhatsApp saya super banyak. Sebagian besar mengabari tentang pilihannya dan menginfokan tentang situasi Tempat Pemungutan Suara (TPS),” tambahnya.
Partisipasi politik warga begitu luar biasa. Menurut Graal, banyak dari warga yang mengawal suara mereka secara sukarela guna memastikan suara tersebut tidak bermasalah. Graal terharu dan merinding ketika tahu bahwa mereka rela bertahan sampai larut di TPS untuk mengirimkan foto C1/plano—rekapitulasi suara di TPS. Baginya, partisipasi warga seperti ini begitu luar biasa dan pertanda baik bagi demokrasi kita ke depan. Ia sampaikan terima kasih terdalam atas waktu dan tenaga yang mereka keluarkan.
“Benih baik akan menghasilkan buah yang juga baik”. Ia meyakini pepatah ini. “Saya dan warga sama-sama telah menanam benih baik itu. Kitong berpolitik gagasan, menolak politik transaksional dan politisasi identitas.
Hasil manis jika mengingat awal pendaftaran DPD. Banyak perjuangan yang dilalui untuk sampai pada tahap ini.
“Kitong bakumpul dukungan minimal pemilih. Batelepon dan bacarita tentang tujuan masuk DPD sehingga dong kase Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai bentuk dukungan. Lanjut siapkan persyaratan untuk tahap pendaftaran: Medical Check Up (MCU), psikotes, dan lainnya. Menunggu penetapan calon sementara dan penetapan calon tetap. Belum lagi masa kampanye, pencoblosan, dan penghitungan suara. Pikiran, waktu, dan tenaga terkuras. Proses yang tidak mudah tapi bisa dilalui,” jelas Graal ketika ditanyai proses perjuangan ini.
Saya kerja: warga mengawal
Kepercayaan warga, baginya perlu dipegang dan menjadi pagar. “Saya sungguh menyambut kepercayaan warga Maluku Utara ini dengan ‘hati yang gentar’ dan penuh tanggung jawab,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya membangun relasi yang proporsional antara pejabat publik dengan warga.
“Kita, sebagai pejabat publik, harus kerja optimal. Warga kemudian menjadi hakim: mengawal, mengontrol, serta bersikap kritis atas kinerja mereka yang terpilih, termasuk kepada saya kelak,” kata laki-laki yang identik dengan rambut keritingnya (karibo) ini.
Sudah bukan eranya lagi warga memilih lalu abai dan cuek atas kinerja mereka yang dipilih. Bukan lagi waktunya mereka yang dipilih dibiarkan bekerja tanpa kontrol oleh masyarakat, termasuk hilangnya hubungan interaksi antara mereka yang memilih dan terpilih.

Selama ini kesan yang ada adalah pasca terpilih dan dilantik, pejabat publik bagai ditelan bumi, dan akan muncul lagi waktu kampanye atau pemilu berikutnya. Ini dikritik oleh Graal.
Bagi politisi muda ini, hubungan dan relasi yang proporsional antara pejabat dengan warga harus terus terjalin selama menjabat dan tidak boleh terputus.
“Hubungannya adalah interaktif dan kritis, jadi bukan hubungan dalam bentuk babaminta bantuan dan sumbangan-sumbangan yang bersifat personal, minta pulsa dan uang tiket, misalnya, sebaliknya hubungan yang ada harus bersifat kritik-kritis, di mana pejabat publik melaksanakan tugas, warga mengkritisi,” jelas doktor ilmu politik ini.
Graal menyampaikan, “Untuk menunjang itu, kitong (dia sendiri) akan memanfaatkan media sosial secara efektif sebagai ruang komunikasi dan interaksi: melalui Facebook Kanal Graal dan Instagram @kanalgraal87.”
Lulusan Universitas Indonesia ini mengajak warga untuk bergandeng tangan menyambut hal-hal yang baik bagi Maluku Utara.
“Kita punya harapan yang sama untuk Maluku Utara ke depan. Sekali lagi saya sampaikan terima kasih kepada warga Maluku Utara. Ini bukan capaian saya, tapi hasil ini adalah kemenangan bagi semua masyarakat Maluku Utara dan bagi Politik Gagasan. Mari kita rawat, kawal dan jaga bersama,” tutupnya. (ADV)
—-
Editor: Ghalim Umabaihi