Meski perayaan Imlek di Kota Ternate, Maluku Utara, masih di tengah pandemi, namun selalu ada makna tersendiri, memberi pesan toleransi, yang begitu melekat di tengah masyakat yang plural ini.
Pendeta Martin Wensih ketika ditemui mengatakan, perayaan Tahun Baru Imlek 2,573 ini dilakukan secara sederhana dan terbatas karena masih menghadapi pendemi COVID-19 yang belum selesai.

“Untuk perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan secara sederhana namun khidmat. Kita laksanakan sembahyang puji syukur pada pukul 08:00 WIT setelah itu dilanjutkan dengan sembahyang tutup tahun pada pukul 00.00 WIT,” ungkap Martin, Senin (31/1).
“Dan akan dilakukan sembahyang Tahun Baru 2573 Kongzili serta besoknya (hari ini) akan ada kebaktian Imlek yang dimulai pada pukul 10 pagi,” sambungnya.

Ia berharap, semoga di Tahun Baru Imlek ini toleransi antarsesama semakin diperkuat, saling menghargai dan menghormati, silaturahmi antarsesama umat beragama juga harus dijaga agar tetap rukun serta hidup berdampingan.
Martin menjelaskan, lentera merah yang digantung saat perayaan Imlek itu bermakna persatuan, kebersamaan, keberuntungan, semangat, kebahagiaan, dan bisnis yang lancar.

“Jadi jangan kaget jika melihat banyak lampion digantung di rumah-rumah maupun di tempat umum pada saat perayaan Tahun Baru Imlek,” pungkasnya. (HN)