Perumda Ake Gaale, perusahaan air minum daerah Kota Ternate, Maluku Utara, dalam waktu dekat ini, akan memaksimalkan peran Call Center untuk informasi publik terkait pelayanan air bersih.”
Call center kami akan dimaksimalkan. Ini bentuk pelayanan bukan hanya untuk pelanggan namun untuk publik. Misal, informasi ada kerusakan saluran perpipaan, maupun edukasi tentang kenapa harga air perbulan naik, akan dijelaskan, oleh staf kami,” ungkap Muhammad Syafei, Pj. Direktur Utama Perumda Ake Gaale, ketika ditemui di ruangannya pada Kamis, 27 Februari 2025.
Hal itu, katanya, termasuk dalam Tupoksi Perusahaan, sebagai operator pelayanan air minum di Kota Ternate.
Selain itu, Pj Direktur Utama ini menjelaskan soal Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang merupakan dokumen perencanaan penting untuk mengembangkan sistem penyediaan air minum di Ternate.
Saat ini, katanya, Ternate baru memanfaatkan air tanah dan air permukaan. Namun, pemanfaatan air hujan, belum maksimal. Padahal, potensi begitu besar.
Perumda Ake Gaale, bahkan pernah memiliki alat untuk pemanfaatan air laut, yang alatnya dibantu oleh kementerian terkait. Sayangnya, alat tersebut rusak.
“RISPAM ini termasuk agar penyediaan air minum yang aman dan terjangkau bagi masyarakat. Ia menjadi pedoman bagi penyelenggara dan pemerintah daerah dalam mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),” ujarnya.
Sementara itu, Maslan Deis, Direktur Teknik Perumda Ake Gaale mengatakan, pada tahun 2022 tercatat ada sekitar 31.570 pelanggan pengguna Air Minum Perumda. Tahun ini sudah mencapai 35.000 pelanggan.
Artinya, setiap tahunnya, jumlah pelanggan terus bertambah setiap tahun 100 lebih pelanggan.
“Sebab itu, RISPAM kita harus diperkuat. Ada unsur manajemen di situ. Memungkinkan semua sumber air baku bisa diolah. Yang dominan air tanah Ake gaale. Ada air permukaan, bisa DI Danau Ngade, ada juga air hujan sebagai sumber air baku yang belum kita pakai,” ungkapnya.
Maslan bilang, saat ini, ia terus belajar tentang pengelolaan air hujan yang secara turun temurun digunakan oleh warga Pulau Hiri.
“Ada kearifan lokal yang perlu kita pelajari di sana tentang pengelolaan air untuk kelangsungan hidup. Lalu kita kombinasikan dengan pengetahuan modern. Ini bisa jadi program kedepannya,” ungkap Maslan.
Selain itu, Maslan bilang, sebagai perusaan, Perumda Ake Gaale juga harus memikirkan keuntungan agar tugasnya sebagai pelayanan berjalan sesuai dengan harapan publik. Sebab, keuntungan perusahaan adalah untuk perbaikan, misal kendala maupun kerusakan perpipaan yang ada.
“Sebagian hanya berpikir bahwa Perumda itu harus melayani namun tidak memikirkan bahwa sebagai perusahaan harus memikirkan keuntungan,” ungkapnya.
Maslan mencontohkan, di daerah lain, misalnya PDAM di Bogor, pendapatan pertahunnya mencapai Rp 3000 miliar. Dari itu, ia mendapat laba Rp 44 miliar. Pendapatan ini, kata Maslan, dapat menyelesaikan masalah yang ada di perusahaan untuk efektifitas pelayanan pada masyarakat.
Sebab itu, ia mengimbau, agar pelanggan dan seluruh warga Kota Ternate dapat memanfaatkan air dengan baik. Jika ada kerusakan maupun kebocoran agar cepat diinfokan ke Perumda untuk dapat diselesaikan.
“Budaya pemanfaatan air kita harus baik. Sebab, air adalah penunjang kelangsungan kehidupan kita, maka menjaga air menjadi tanggungjawab bersama,” ujarnya.