Pasar rakyat di kawasan Central Business Distrik (CBD) Pulau Morotai, Maluku Utara, beberapa pekan terakhir tampak mengalami sepi pengunjung. Mayoritas lapak pedagang di bagian dalam gedung pasar ini pun terpantau tidak terisi.
“Memang kondisinya terlihat sepi sekali tidak seperti dulu. Ya kita syukuri saja,” kata Anto, salah satu pedagang, kepada cermat, Sabtu, 21 Juli 2024.
Anto mengaku kebanyakan pedagang menghadapi situasi tidak memungkinkan. Hal itu membuat sebagian besar lapak di bangunan pasar pun tak lagi terisi.
Terkait hal itu, Akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Pasifik (Unipas) Pulau Morotai, Yuliana, mengatakan kondisi sepinya pengunjung di pasar CBD atau pasar modern ini membuat sejumlah pedagang dihadapkan dengan situasi pelik.
Yuliana menyebut bahkan beberapa di antara mereka harus gulung tikar karena aktivitas jual beli kian menurun.
“Kondisi ini tidak hanya dialami oleh pedagang di Pasar CBD saja, tetapi juga dialami hampir di semua sentra perdagangan retail di seputaran kota Kecamatan Morotai Selatan,” ujarnya.
Menurut Yuliana, penyebab menurunnya aktivitas jual beli bisa disebabkan oleh aspek demand (permintaan) dan aspek supply (penawaran) yang bekerja secara bersama-sama.
“Jadi memang dari sisi demand proporsi pengeluaran rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung melemah. Proporsi konsumsi rumah tangga terhadap PDB mulai terjadi pada awal tahun 2023 adalah proporsi terendah dalam beberapa tahun terakhir ini,” jelasnya.
Adapun faktor sebab akibat antara sepi pembeli dengan perpindahan penduduk yang terus terjadi setiap hari di Pulau morotai.
“Terakhir, faktor lain dari sepinya pembeli di pasar adalah tersedianya sistem delivery yang ditawarkan oleh beberapa penjual rumahan. Sehingga membuat masyarakat tanpa harus keluar rumah tapi bisa membeli apapun kebutuhan dapur dengan cepat dan komplit. Sehingga ini merupakan tantangan bagi para penjual yang ada di pasar tersebut menjadi sepi pengunjung,” ujarnya.