Buku Suba Institute bekerjasama dengan Non Governmental Organization (NGO) Kemitraan dan Ditjen Kebudayaan akan melangsungkan dialog kebudayaan bertajuk ‘Menjaga Kebudayaan–Menghidupkan Kemanusiaan’.
Direktur Buku Suba Institute Sukarno M. Adam mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk menguatkan aras demokrasi lokal di mana ruang politik dibuka dengan kekuatan gagasan.
“Olehnya itu, kami menciptakan ruang atau panggung politik untuk Calon Kepala Daerah Provinsi Maluku Utara menyampaikan gagasan politiknya dalam konteks isu kebudayaan,” kata Sukarno, Jumat, 13 September 2024.
Menurutnya, isu-isu tentang kebudayaan sangatlah penting untuk dibahas dalam ruang politik.
“Mengapa Kebudayaan? Karena bagi kami sejauh ini isu kebudayaan masih minim dibicarakan dalam ruang politik, padahal kebudayaan salah satu nadi dalam bernegara, bahkan menjadi benteng Negara, karena nilai-nilai Pancasila merupakan hasil dari saripati dan nilai kebudayaan lokal,” tuturnya.
Sukarno menyebut, dalam diskusi nanti pihaknya juga mengundang narasumber dengan multiperspektif di antaranya, BPK XXI, akademisi, wartawan Mongabay Indonesia, NGO kemitraan yang akan menyampaikan pemikiran, pengalaman dan analisis yang berkaitan dengan Kebudayaan.
“Harapan besar kami dalam kegiatan Dialog Kebudayaan ini adalah bisa melahirkan gagasan besar (great Idea) tentang Kebudayaan di Maluku Utara, baik tengible, intengible culture, kepentingan komunitas adat, indegenius people dan ruang hidup masyarakat Halmahera,” ucapnya.
“Kegiatan ini kami akan laksanakan besok, Sabtu 14 September 2024 di Ball room Muara Hotel dengan jumlah peserta yang akan hadir kurang lebih 120 orang. Semoga Calon Kepala Daerah Provinsi Maluku Utara bisa hadir, dan saya yakin masyarakat atau audiens sangat menanti gagasan kebudayaan dari Calon Kepala Daerah,” tandasnya.
——-
Penulis: Muhammad Ilham Yahya