News  

Forkkot Ternate Asah Skill dan Pengetahuan Lewat Kelas Menulis

Forum Komunikasi Kota Tobelo (Forkkot) Ternate menggelar kelas menulis yang dirangkaikan dengan Focus Group Discussion (FGD), Sabtu (8/4) di Kedai Kofia, Kompleks Sabia Puncak, Sangaji, Ternate Utara, Maluku Utara. Foto: Amat/cermat

Forum Komunikasi Kota Tobelo (Forkkot) Ternate menggelar kelas menulis yang dirangkaikan dengan Focus Group Discussion (FGD), Sabtu (8/4).

Bertempat di Kedai Kofia, Kompleks Sabia Puncak, Sangaji, Ternate Utara, Maluku Utara, kegiatan ini digelar hingga Minggu (9/4).

Hadir sebagai narasumber di antaranya, Akademisi sekaligus Pemred cermat.co.id, Ghalim Umabaihi, Sosiolog Malut, Herman Oesman, Jurnalis Mogabay Indonesia sekaligus CEO kabarpulau.co.id, Mahmud Ici.

Kemudian penulis buku Orang Halmahera yang juga owner cermat.co.id, Faris Bobero, Darsis Huma selaku akademisi, serta Syaiful Madjid selaku peneliti yang juga sebagai akademisi.

Ketua Forkkot Ternate, Muhammad Gadri Umar, mengatakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan punya kemampuan menulis sangat dibutuhkan.

“Untuk menyusun ide, kreativitas, dan memiliki daya penalaran yang ilmiah untuk mencapai tujuan organisasi, sebagaimana diamanatkan konstitusi,” ujarnya.

Menurutnya, mahasiswa yang terhimpun dalam Forkkot-Ternate menyadari pentingnya kegiatan belajar berbentuk kelas menulis untuk menambah pengetahuan dan skill.

“Dalam kegiatan kelas menulis yang dibarengi dengan FGD ini untuk mengenal sosial kultur orang Tobelo,” jelasnya.

Ghalim dalam kesempatan itu menjelaskan, saat ini internet bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, terutama masyarakat dan civil society.

Menurutnya, anggota Forkkot bisa ambil bagian dengan memanfaatkan media yang ada untuk berbagi informasi dan pengetahuan kepada masyarakat.

“Tapi pengetahuan bisa dibagi secara efektif jika teman-teman punya keterampilan menulis yang baik dan benar,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi sebuah medium bagi Forkkot untuk berproses dengan mengembangkan potensi sumber daya yang ada.

“Kalau mau jadi penulis tidak hanya sebatas pelatihan secara formal saja, tapi ini adalah rangsangan. Jadi atau tidak tergantung teman-teman,” katanya.

Galim pun berpesan, modal utama seorang penulis adalah terus melatih diri, membaca sebanyak mungkin, serta rajin bertanya dan berdiskusi.

“Dengan begitu, teman-teman bisa memulai dan menulis secara baik, bagus, dan menarik,” pungkas Ghalim.