Jenazah Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Maluku Utara, Mubin A. Wahid dipastikan tiba di Ternate malam ini.
Jubir Partai Koalisi Benny-Sarbin, Muksin Amri mengatakan, jika pihaknya telah melakukan kordinasi dengan Basarnas terkait waktu kedatangan jenazah di Kota Ternate.
“Kita tadi sudah berkordinasi agar kapalnya di percepat, insyaAllah mingkin sebentar malam paling telat jam 11-12 WIT kapal Basarnas akan tiba di Ternate,” kata Muksin saat melakukan Konferensi Pers di Royal Resto, Kelurahan Kalumpang, Kecamatan Ternate Tengah, Senin, 14 Oktober 2024.
Muksin mengungkapkan, dari awal tim koalisi telah berencana untuk menjemput jenazah dengan helikopter, hanya saja jarak tempuh antara Ternate-Taliabu telah melampaui jarak tempuh yang umumnya ditempuh oleh helikopter.
“Dari awal kami sudah berencana untuk menjemput jenazah menggunakan helikopter, tetapi protap helikopter itu jangkauan jarak penerbangannya hanya 2 jam, sementara jarak antara Ternate-Taliabu itu dua jam setengah. Oleh karena itu helikopter tidak tersedia untuk melakukan penjemputan,” ungkapnya.
Selain itu, kata Muksin opsi kedua yang dipilih oleh tim koalisi adalah menyeberangkan jenazah ke Luwuk. “Selain itu kita juga berusa untuk ikut Luwuk, namun konsekuensinya jenazah harus bermalam di Makassar,” bebernya.
“Oleh karena demikian kami akhirnya kirimkan speedboat untuk menjemput jenazah, hanya saja dalam perjalanan terjadi masalah serius, akhirnya kemarin kapal dari basarnas langsung menuju untuk menjemput,” sambungnya.
Ia bilang, tim koalisi setiap saat selalu memantau perkembangan pasca terjadinya kebakaran speedboat yang terjadi di pelabuhan regional Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu.
“Dan kami dari tim koalisi setiap jam memantau, sampai tadi malam tidak pernah tidur dan mengirimkan 3 speedboat dari halmahera selatan untuk menjemput jenazah, tapi tadi setelah bertemu di tengah laut dengan basarnas berkordinasi, basarnas tetap ambil dan angkut jenazah sesuai dengan protap,” terangnya.
Muksin mengatakan, jika tim koalisi telah berupaya agar jenazah bisa di ambil menggunakan speedboat yang telah dikirimkan tim koalisi dari Halmahera Selatan.
“Jadi mereka tidak mau jenazah di bawah menggunakan speedboat biasa tetap basarnas yang bawah,” katanya.
“Karena tadi kita paksa untuk bawa jenazah dengan speedboat dan basarnas yang kawal, hanya saja basarnas tidak mau karena ini sesuai dengan protap, takutnya kalau pake speedboat biasa takutnya ada masalah, hilang kontak itu nanti basarnas yang disalahkan,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Ilham Yahya