Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan aktivitas kegempaan Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, mengalami peningkatan, pada Rabu, 17 April 2024.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid mengatakan, peningkatan Gempa Vulkanik Dalam (VA) cukup siginifikan.
“Rekaman kegempaan pada tanggal 17 April 2024 dari pukul 00.00-20.30 WIT terekam 22 kali Gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 4-8 mm dan 82 kali Gempa Hembusan dengan amplitudo 3-5 mm,” ucap Wafid dalam keterangan tertulis.
Peningkatan Gempa Vulkanik Dalam ini, kata dia, menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik.
Serta pemunculan gempa hembusan mengindikasikan aktivitas magma berada di dekat permukaan/dangkal dengan suplai/migrasi magma terus berlangsung.
“Sejak tanggal 1-16 April 2024 terekam 28 kali gempa hembusan, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 29 kali gempa Vulkanik Dalam, 45 kali gempa Tektonik Lokal (TL), 1 kali gempa Terasa, dan 282 kali gempa Tektonik Jauh (TJ),” terangnya.
“Aktivitas hembusan kawah teramati hembusan asap kawah putih tipis hingga sedang dengan tinggi 20-300 meter. Angin lemah-kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat.”
Secara umum, lanjut Wafid, aktivitas Gunung Gamalama tanggal 1 Januari 2024 hingga 17 April 2024 pukul 20.30 WIT cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh Gempa Hembusan, Gempa Vulkanik Dalam, Gempa Tektonik Lokal, dan Gempa Tektonik Jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar Kepulauan Halmahera.
“Pada Kondisi seperti di atas, dan mengingat karakteristik prekursor erupsi Gunung Gamalama, maka potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah Erupsi Freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin.” Terang Wafid.
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, lanjut dia, maka tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih berada pada Level II atau waspada.
Sehubungan dengan itu masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama.
Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.