News  

KKPJ Kota Ternate Gelar Halalbihalal Bertema ‘Maknai Kebersamaan’

Sekda Kota Ternate memberi sambutan di halalbihalal KKJP. Foto: Amat/cermat

Kerukunan Keluarga Persaudaraan Jawa (KKPJ) di Kota Ternate menggelar halalbihalal  bertajuk ‘Jalin Silaturahmi, Hargai Perbedaan, Maknai Kebersamaan’ yang berlangsung di Pandopo Sung Kesultanan Ternate, Sabtu, 11 Mei 2024.

Hadir dalam kegiatan ini Sultan Ternate Hidayatullah Sjah, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Ternate Jubair Situmorang, Sekda Kota Ternate Rizal Marsaoly, Kadis Dukcapil Fahri Fuad, Pimpinan Ponpes Darul Falah Ahmad Dardiri, Dandim 1501 dan Kapolres Kota Ternate.

Ketua Pelaksana Halalbihalal, Muhlisin mengatakan, tujuan dari kegiatan ini dilakukan untuk membangun silaturahmi di internal sesama orang perantau Jawa yang ada di Ternate dan juga untuk membangun silaturahmi dengan masyarakat lainnya.

“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Kita laksanakan undangan kita itu seluruh elemen masyarakat jawa terutama yang tergabung dalam kelompok jawa timur dan jawa tengah,” kata Muhlisin, Minggu, 12 Mei 2024.

Sultan Ternate Hidayatullah Sjah mengaku sangat berbahagia karena masyarakat Jawa yang ada di Kota Ternate bisa melaksanakan hajatan di Pandopo Sung (Baru) Kedaton Kesultanan Ternate.

“Berkumpulnya kita di sini malam ini bukanlah hal baru bagi Kesultanan Ternate. Karena kita di Indonesia atau bahkan di dunia yang memulai kehidupan multi kultur. Kita memulai mengenalkan hidup bersama tanpa konflik. Bagaimana perbedaan di ramu sedemikian rupa oleh tatanan budaya Ternate sehingga tidak pernah terjadi konflik,” ucapnya

Kalau menurut sejarawan, kata Sultan, kerajaan ini baru 800 tahun tapi bagi kami kerajaan ini sudah berdiri hampir 1000 tahun lebih sejalan dengan kedatangan Jafar Sadiq.

“Semenjak itu masyarakat prulalisme yang bertebaran di muka bumi ini sudah berdatangan di Ternate, menjalin perdagangan, hubungan dan menetap, tapi tidak pernah ada konflik. Sama sekali di Ternate belum pernar ada konflik etnis apa lagi konflik agama. Kenapa sampe demikian, karena budaya dan adat Ternate adalah adat Tara No Ate,” jelasnya.

Baca Juga:  Polisi di Maluku Utara Amankan 80 ATM dari Kelompok Sindikat Kasus Penipuan

“Jadi budaya jawa yang saat ini di tampilkan, merupakan budaya Tara No Ate. Budaya yang mamang ditakdirkan Allah untuk Ternate yang dihadirkan oleh bangsa-bangsa di muka bumi yang datang ke Ternate. Gamelan yang di mainkan ini baru datang 20-30 tahun lalu, tapi gamelan kami yang dari Gersik itu sudah berusia 600 tahun. Dan bahkan pukulan gamelannya di jawa saja sudah tidak ada,” sambungnya.

Sementara itu, Sekda Kota Ternate, Rizal Marsaoly menambahkan, Ternate ini merupakan satu kota yang memang terbuka untuk semua.

“Saya memahami betul bahwa kota ini tidak berdiri sendiri bahkan di bentuk juga tidak sendiri, sehingga dalam mengisi pembangunan ini ada akselerasi pelibatan dari barbagai etnis yang juga ada sejak dulu sampai sekarang yang berdomisili di Ternate salah satunya paguyuban Jawa,” kata Rizal.

“Dan kami memberikan pesan bahwa bergantinya kepemimpinan di Ternate ini mulai dari pak Samsir, pak Hi. Bur sampai sekarang di jaman pak Tauhid itu selalu saja ada keberpihakan APBD untuk mereka,” lanjut Rizal.

Ia bilang, ada beberapa program-program kegiatan yang itu keberpihakannya untuk mereka, bahkan kebijakan untuk pemanfaatan ruang, karena mereka ini banyak aktivitasnya sebagai pedagang dan lain-lain.

Nah pemerintah itu tidak pernah memproteksi untuk itu, bahkan contoh saja seperti yang ada di balakang jatilan mall itupun semua tercampur ada yang dari jawa timur, jawa tengah dan jawa barat yang pada hakekatnya bahwa Ternate ini benar-banar untuk semua orang.

“Tidak ada batasan untuk membangun negeri ini. Sehingga apa yang manjadi semangat pendahulu pendiri negeri ini, bahwa memang negeri ini harus di bangun dengan persaudaraan, kebersamaan dan rasa toleransi yang tinggi. Jadi tadi Jo’ou bilang ‘Tara No Ate’ Turun, Rangkul dan Pikat untuk membangun negeri ini,” pungkasnya.

Baca Juga:  Polisi Lidik Dugaan TPPO yang Seret Ladies Kafe di Halmahera Utara