Kordinator Keamanan, Gunawan membantah ada pungli pada pedagang di lingkungan Gedung Dhuafa Center Kota Ternate. Uang yang ditagih ke pedagang itu, kata ia, sebagian disetor ke Yayasan Al-munawar untuk biaya listrik, sebagian lagi untuk anggotanya.
“Rp 300 ribu itu, uang yang ditagih security di situ. Mereka anak Gamalama, yang dianggap pedagang untuk menjaga gerobak mereka,” ucap Gunawan kepada cermat, Selasa, 26 Agustus 2023.
Sementara, sambung Gunawan, biaya penjagaan lokasi tersebut, masyarakat membayar per hari Rp 10 ribu kepada anak buahnya. Termasuk menjaga gerobak karena sering terjadi pencurian.
“Karena belum ada security, gerobak mereka sering dibongkar dan dicuri,” katanya.
Gunawan bilang, untuk menghindari adanya pungutan liar, pihaknya sudah menyusun rencana bekerja sama dengan Pemerintah Kota Ternate.
“Sementara kita ada buat perjanjian kerja sama dengan Pemkot. Mungkin pemerintah lagi sibuk dengan keadaan ini. Surat ini sudah ada, cuman minta Pak Wali tanda tangan saja,” akuinya.
Gunawan mengklaim lokasi para pedagang telah diukur petugas Disperindag Kota Ternate untuk disesuaikan pembayar asuransi setiap bulan.
“Sudah diukur dari Disperindag, per meter berapa dan nanti diberikan ke Pemerintah,” tandasnya.
Dugaan pungutan liar jatah preman kepada pedagang di dilingkungan Dhuafa Center, di Kelurahan Gamalama, itu diketahui per bulan Rp 300 ribu.
Para pemuda yang mengaku sebagai petugas itu meminta uang dengan berbagai alasan, mulai dari uang partisipasi kegiatan hingga uang rokok. Mereka setiap hari menagih kepada 30 pegang di lingkungan tersebut.
———
Penulis: Samsul Laijou
Editor: Ghalim Umabaihi