Mantan Gubenur Maluku Utara, Thaib Armaiyn menyatakan dukungan terhadap calon gubenur nomor urut 1, Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid Ichsan.
Dukungan itu disampaikan politisi senior tersebut saat Sultan Husain menyambanginya di kediaman pada Jumat sore, 22 November 2024.
Pertemuan yang berlangsung hangat ini menjadi simbol persatuan dua tokoh besar, yang bertekad menyelamatkan daerah ini.
Dalam kesempatan tersebut, Thaib, yang telah dikenal sebagai sosok pemimpin visioner di masa lalu, mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mendukung Sultan Husain dan Asrul. Dengan suara tegas namun penuh harapan, ia menegaskan pentingnya langkah ini demi masa depan Maluku Utara.
“Mari kita dukung Sultan untuk berjuang bersama-sama, termasuk memperjuangkan status kota madya Sofifi. Jika ini terwujud, segitiga ekonomi Sofifi, Tidore, dan Ternate akan berkembang pesat, membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Maluku Utara,” ujar Thaib dengan penuh semangat.
Ia menambahkan, kekuatan Sofifi yang berada di pusat wilayah Maluku Utara menjadi kunci strategis bagi pembangunan. Dengan membangun infrastruktur jalan lingkar Halmahera dan pelabuhan penyeberangan, distribusi pangan dapat berjalan lancar, membuka jalan bagi perekonomian yang lebih merata.
Namun, nada bicaranya tiba-tiba melembut ketika ia merefleksi tentang perjalanan sepuluh tahun terakhir, yang menurutnya, banyak menyia-nyiakan potensi daerah. “Ini tidak boleh terjadi lagi. Kita harus bangkit. Saya siap membantu memberikan masukan kepada Jou Sultan demi kepentingan daerah ini. Oleh karena itu, saya mengimbau siapa saja untuk mendukung beliau memimpin Maluku Utara,” ucapnya.
Pernyataan itu disambut penuh rasa syukur oleh Sultan Husain Alting Sjah. Dengan nada penuh penghormatan, Sultan mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Thaib Armaiyn.
“Beliau adalah orang tua kami, dan masukan dari beliau sangat kami harapkan. Pak Thaib mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah perjalanan tiga dimensi: masa lalu, masa kini, dan masa depan. Apa yang telah beliau lakukan selama kepemimpinannya adalah warisan berharga yang harus kami lanjutkan,” ujar Sultan.
Dalam pertemuan ini, terasa ada sebuah janji yang terucap tanpa kata-kata. Sebuah janji untuk memikul bersama harapan rakyat Maluku Utara. Kedua tokoh ini berdiri, tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi sebagai simbol persatuan dan semangat perubahan.
Pertemuan mereka menggugah rasa haru. Dua putra terbaik daerah ini menyingkirkan ego dan perbedaan demi satu tujuan: mewujudkan Maluku Utara yang lebih baik. Sebuah momen yang menjadi saksi bahwa harapan tidak pernah padam, selama masih ada yang bersedia memperjuangkannya.