News  

Warga Protes Kenaikan Tarif Jembatan Penghubung Antardesa di Taliabu

Aksi unjuk rasa warga desa Kawalo - Woyo tuntut penurunan tarif jembatan penghubung di Pulau Taliabu, Maluku Utara. Foto: La Ode Hizrat Kasim/cermat

Kenaikan tarif pada jalur jembatan penghubung akses jalan antardesa di Pulau Taliabu, Maluku Utara, menyulut protes warga. Mereka menggelar aksi hingga memalang jalan di kawasan jembatan bernama Jembatan Nursafa itu.

Diketahui, jembatan tersebut dikelola oleh keluarga Andi Umasangadji ini merupakan salah satu akses antardesa di Taliabu. Dalam aksi itu, warga menuntut tarif yang dinaikkan sang pemilik harus sesuai dengan kondisi masyarakat.

Sebelumnya, tarif jalur jembatan dipatok Rp15.000 per satu unit kendaraan roda dua, sementara untuk kendaraan roda empat dipatok dengan harga Rp50.000 sekali menyeberang. Kini naik menjadi Rp25.000 untuk motor dan Rp75.000 untuk mobil.

Baca Juga:  Hengki Oba Ditunjuk Jadi Direktur Akademi Malut United FC

Koordinator Aksi, Hunter Umaternate mengatakan, pihaknya menyayangkan penetapan kenaikan tagihan itu lantaran tidak disosialisasikan terlebih dahulu oleh pemiliknya.

Mereka pun bersama meminta tarif jembatan penghubung harus diturunkan agar tidak berdampak pada perekonomian warga.

“Kalau tarifnya naik, secara otomatis sembako di Desa Kawalo-Woyo juga ikut naik. Pastinya akan berdampak buruk pada perekonomian warga. Kami tidak minta untuk digratiskan saat melintasi jembatan ini, kita hanya minta untuk mengurangi beban masyarakat, minimal tarifnya dikembalikan normal,” kata Hunter kepada cermat, Sabtu, 13 September 2025.

Baca Juga:  Festival Ela-Ela dan Upaya Pemkot Ternate Menjaga Tradisi

Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kawalo, Amin Rais Umagap, menyampaikan bahwa kedatangan masyarakat bukan lagi untuk melakukan negosiasi.

Bahkan, ia mengajak masyarakat untuk melakukan pemalangan jalan agar tidak ada yang melintasi jembatan tersebut.

“Palang jalan, jangankan motor dan mobil, semut saja dilarang untuk melewati jembatan penghubung ini. Jadi, tidak ada negosiasi lagi,” katanya dengan tegas.

Baca Juga:  Polda Maluku Utara Serahkan Tersangka dan Barang Bukti Kasus TPPU ke Kejaksaan

Sementara itu, pemilik Jembatan Nursafa, Adni Umasangadji mengatakan bahwa masalah tersebut perlu diselesaikan secara bersama. Ia menyarankan agar warga tak terprovokasi.

“Jembatan ini bukan hanya jalur yang melintasi desa Kawalo dan Woyo. Ini adalah jembatan penghubung antardesa di wilayah Taliabu Selatan. Tolong berpikir yang logis dan jangan memprovokasi desa-desa yang lain,” ujarnya.

Ia menyebut, demonstrasi hingga pemalangan jembatan penghubung secara hanya akan mengganggu akses warga di desa-desa yang lain.

Baca Juga:  Lantik 5 Anggota BPD Minanuli, Camat Mangoli Utara: Kades Salah Tegur

“Jangan kita jadi bulan-bulanan dari kampung tetangga. Ayo berpikir untuk kepentingan banyak orang. Solusinya adalah kita secara bersama-sama meminta kepada pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini,” tutupnya.

Penulis: La Ode Hizrat KasimEditor: Rian Hidayat Husni