News  

Usai Dipecat Malut United, Imran dan Yeyen Kini Dinonaktifkan dari APSSI

Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury saat masih di Malut United. Foto: Instagram Yeyen Tumena

Kasus transaksi mafia yang diduga dilakukan oleh Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena saat di Malut United FC ternyata menjadi perhatian serius bagi Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia (APSSI).

Akibat dugaan skandal tersebut, Komite Eksekutif APSSI memutuskan untuk menonaktifkan sementara Yeyen Tumena yang menjabat sebagai ketua dan juga Imran Nahumarury sebagai pengurus di Departemen Sepak Bola (badan teknik).

Keputusan itu dikeluarkan APSSI berdasarkan surat Nomor: 1/APSSI/VI/2025 yang ditujukan kepada Yunus Nusi selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) hasil dari pertemuan Komite Eksekutif secara daring pada Selasa, 25 Juni 2025.

“Adapun pembahasan pertemuan adalah menyangkut kasus yang menimpa Ketua APSSI, Sdr. Yeyen Tumena, bersama klub Malut United, di mana yang bersangkutan menjabat sebagai Direktur Teknik,” tulis dalam isi surat penonaktifan tersebut.

Keputusan untuk menonaktifkan sementara Yeyen dan Imran dari APSSI ini diharapkan agar keduanya bisa menyelesaikan kasus dugaan transaksi mafia pemain yang dilakukan oleh keduanya ketika di Malut United.

“Dalam pertemuan ini, Komite Eksekutif APSSI sepakat untuk menonaktifkan sementara Sdr. Yeyen Tumena sebagai Ketua APSSI agar yang bersangkutan dapat fokus menyelesaikan persoalan, serta demi menjaga organisasi agar dapat berjalan sebagaimana harusnya.”

“Penonaktifan juga diputuskan
terhadap Sdr. Imran Nahumarury sebagai pengurus di Departeman Sepak Bola (Badan Teknik)
APSSI.”

Sebelumnya, Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh juga telah mengungkap alasan manajemen klub memecat Imran dari kursi pelatih dan juga Yeyen sebagai direktur teknik klub.

Asghar bilang, keduanya diduga telah melakukan praktik transaksi mafia di Malut United bahkan sejak klub berjuluk Laskar Kie Raha itu masih berada di Liga 2 musim 2023/2024 lalu.

Baca Juga:  Bikin Macet, Parkir Tepi Jalan di Kota Ternate Tuai Kritik

Namun, manajemen klub masih memberi kesempatan kepada Imran dan Yeyen untuk bisa berubah agar tidak melakukan hal yang telah mencederai kejujuran dan komitmen.

“Selain itu, owner klub ingin orang itu berubah. Jadi keduanya masih diberi kesempatan, sembari manajemen menaikkan gaji keduanya agar tidak perlu melakukan praktik-praktik ini lagi. Ternyata bukannya berubah, malah menjadi-jadi,” ujar Asghar Saleh saat konferensi pers, Selasa, 25 Juni 2025.

Dia menyebut, Imran telah mengakui kesalahannya tersebut dan meminta maaf kepada manajemen atas dugaan praktik transaksi mafia pemain yang dilakukannya saat menjadi pelatih Malut United.

Namun, manajemen mengancam akan membawa masalah ini ke ranah hukum apabila Imran masih membela diri atau berpolemik terkait pemecatannya dugaan transaksi mafia yang dilakukannya itu.

“Jika ke depan ia masih juga membuat polemik maka tidak menutup kemungkinan masalah ini kami bawa ke ranah hukum,” imbuhnya.

Sementara itu, Asghar membeberkan, sejauh ini baru Imran yang telah mengakui perbuatannya tersebut, sedangkan Yeyen hingga kini belum memberikan keterangan resmi.

“Sedangkan Yeyen hingga kini belum mengakui kesalahannya,” pungkasnya.

Penulis: Raymond Editor: Ghalim Umabaihi