Aktivitas vulkanik Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, masih menunjukkan intensitas cukup tinggi. Meski energi letusan mulai menurun, frekuensinya tetap konsisten dan berdampak langsung pada wilayah sekitarnya, termasuk Kota Tobelo.
Terkait hal itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Dukono, Bambang Sugiono menjelaskan bahwa hingga Sabtu ini aktivitas letusan masih terus terjadi. Abu vulkanik yang terbawa angin kini mengarah ke timur, tenggara, dan timur laut—menuju wilayah permukiman seperti Kota Tobelo.
“Frekuensi letusan masih terjadi, namun energi letusannya sudah agak menurun. Asap letusan kebanyakan mengarah ke arah Kota Tobelo,” ungkap Bambang dalam rilisnya, Sabtu, 19 Juli 2025.
Secara visual, teramati 219 kali letusan dengan asap putih dan kelabu bertekanan lemah hingga sedang, serta ketinggian mencapai 500 hingga 1.200 meter dari puncak kawah. Letusan disertai mikrotremor dengan amplitudo 1–10 mm (dominan 4 mm) dan durasi gempa antara 41 hingga 269 detik.
Sementara Ia menyebut, untuk Cuaca di sekitar gunung terpantau cerah hingga berawan, dengan suhu udara 25–30 °C dan kelembaban 61–64%. Angin bertiup lemah ke arah timur, menyebabkan abu vulkanik jatuh di beberapa wilayah berjarak 10–15 kilometer dari kawah, termasuk Kota Tobelo dan sekitarnya.
Gunung Dukono saat ini berstatus Level II (Waspada). Masyarakat maupun wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari Kawah Malupang Warirang, karena potensi letusan dan sebaran abu masih tinggi.
“Untuk satu minggu ke depan, kami belum bisa memastikan apakah akan reda atau justru meningkat. Aktivitas masih terekam dinamis,” ujar Bambang.
Lebih lanjut, masyarakat diminta selalu siaga dan menggunakan masker jika berada di wilayah terdampak abu.
“Abu vulkanik bisa membahayakan sistem pernapasan. Jadi kami rekomendasikan masyarakat selalu sedia masker,” tegas Bambang seraya bilang pemerintah daerah bersama instansi terkait terus memantau perkembangan dan mengimbau warga agar mengikuti informasi resmi demi keselamatan bersama.