News  

Ekonomi Malut Tumbuh 16,50 Persen, Ditopang Sektor Pertambangan dan Penggalian

Aktivitas pertambangan di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Foto: Nurkholis Lamaau/cermat

Ekonomi Provinsi Maluku Utara (Malut) tumbuh sebesar 16,50 persen (year on year) pada Triwulan I tahun 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara, Aidil Adha, mengatakan sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan paling tinggi.

“Tumbuhnya 46,27 persen, disusul industri pengolahan 36,39 persen serta pengadaan listrik dan gas 10,50 persen,” jelas Aidil, Jumat (5/5).

Bila dibandingkan Triwulan IV tahun 2022, pun mengalami peningkatan dengan angka pertumbuhan sebesar 2,15 persen (q-to-q).

“Industri pengolahan 12,21 persen, pertambangan dan penggalian 5,46 persen, serta transportasi dan pergudangan 2,29 persen,” jelasnya.

Beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan di antaranya jasa keuangan dan asuransi 1,06 persen, informasi dan komunikasi 0,98 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 0,96 persen.

Infografis Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Triwulan 1-2023. (Dok. BPS Malut)

Kemudian pertanian, kehutanan, dan perikanan 0,39 persen, real estate 0,20 persen, perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 0,16 persen,

Hanya lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami kontraksi paling dalam, yaitu 17,47 persen.

“Struktur PDRB Malut menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Triwulan I – 2023 tidak menunjukkan perubahan yang signifikan,” katanya.

Itu berarti, perekonomian Malut masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 32,25 persen, diikuti pertambangan dan penggalian 19,39 persen.

Kemudian pertanian, kehutanan dan perikanan 13,11 persen, perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 10,26 persen.

“Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Maluku Utara mencapai 75,01 persen,” jelas Aidil mengakhiri.

Baca Juga:  PPK Morotai Timur Gelar Pleno DPHP Pilkada 2024