Protes mahasiswa terhadap kenaikan gaji DPR hingga kematian sejumlah korban represifitas aparat keamanan terjadi di berbagai daerah, termasuk di Provinsi Maluku Utara.
Selain di Kota Ternate, unjuk rasa dengan tuntutan yang sama juga disuarakan mahasiswa di beberapa daerah, seperti di Pulau Morotai, Taliabu dan Halmahera Selatan.
Berikut daerah di Malut yang menggelar unjuk rasa kenaikan gaji dan tunjangan DPR:
1. Pulau Morotai
Ratusan mahasiswa di Pulau Morotai, Maluku Utara menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati dan Gedung DPRD pada Senin, 1 September 2025.
Dalam aksinya, mahasiswa membawa pengeras suara serta sejumlah spanduk bertuliskan “Indonesia Darurat Demokrasi, Maluku Utara Referendum”.
Sukirman Kaeno, salah satu orator aksi, menilai elit politik semakin jauh dari rakyat. “Sementara darah rakyat tumpah dijalan, para elit sibuk menaikan tunjangan gaji DPR. Mereka yang katanya wakil rakyat justru semakin jauh dari harapan,” tegasnya.
Senada, Nudin Amor menambahkan bahwa masalah bangsa tidak hanya terjadi di pusat, tetapi juga di daerah.
“Di Morotai, rakyat berhadapan dengan berbagai bentuk ketidakadilan. Sengketa lahan masyarakat dengan TNI AU adalah salah satu contohnya. Tanah yang menjadi sumber kehidupan dirampas atas nama negara. Padahal itu adalah sumber nafkah, identitas, dan sejarah,” ujarnya.
2. Kota Ternate
Unjuk rasa berujung ricuh terjadi saat massa merangsek ke gedung DPRD Kota Ternate di Kelurahan Kalumata. Dalam aksi ini, 14 pendemo ditangkap dan ditahan di Mapolres Ternate.
Massa aksi dari gabungan kampus dan elemen gerakan menghadang barikade polisi dan akhirnya menerima tembakan gas air mata oleh aparat keamanan. Meski sempat ricuh, aksi ini pun dibubarkan secara damai.
Aksi dengan tuntutan yang sama juga disuarakan di daerah seperti Halmahera Selatan dan Pulau Taliabu meski eskalasinya tak besar.