Geliat Eksportir Lokal Mendorong Rempah Maluku Utara ke Pasar Global

Proses sortir bunga pala di Ternate sebelum diekspor ke luar negeri. Foto: Rian Hidayat/cermat
Mengenalkan kembali rempah Maluku Utara melalui perdagangan antarnegara sejak lama sudah menjadi keinginan Anita, seorang eksportir lokal di Kota Ternate. Maluku Utara yang dikenal kaya akan hasil rempah, bagi Anita, patut menembus dan bersaing di pasar global.

Belum banyak pengekspor lokal yang berkeinginan menjajakan komoditas unggulan rempah Maluku Utara di pasar internasional, bagi Anita, Direktur CV Anita Persada Gemilang yang baru saja mengekspor 4 ton bunga pala ke India.
Anita sendiri mulai pertama kali melakukan ekspor komoditas rempah jenis bunga pala pada Kamis, 30 Oktober 2025 lalu. Hasil bumi unggulan tersebut dibeli dari petani lokal berbagai daerah di Malut.
“Bunga pala yang kita kirim semua berasal dari petani di Maluku Utara, tentu dengan kualitas ekspor,” kata dia saat ditemui cermat di Ternate, Kamis, 30 Oktober 2025.
Ia mengaku, ketidakpastian harga komoditas yang sering menimpa petani lokal, turut mendorongnya mengirimkan hasil pertanian tersebut ke pasar global. Apalagi, kata dia, persaingan di antara para tengkulak daerah makin meningkat.
Permintaan komoditas rempah seperti pala dan cengkeh untuk menembus pasar internasional memang menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir, “Sebagai daerah penghasil, ekspor komoditas rempah harusnya berpusat langsung di Maluku Utara, bukan melalui pelabuhan lain seperti di Jawa,” ucapnya.

 

Bunga Pala, jenis komoditas rempah Maluku Utara. Rempah ini berguna untuk meningkatkan peredaran darah dan mengatur suhu badan, juga digunakan dalam pembuatan obat farmasi untuk mual, muntah, disentri, perut kembung, malaria, rematik, skiatika dan kusta. Minyak atsiri bunga pala digunakan sebagai bahan penambah rasa dalam minuman keras, tembakau dan krim gigi.
“Selama ini kita cuma kirim ke Surabaya dan Jakarta, itu saja. Kenapa tidak langsung diekspor? Padahal daerah ini kan penghasil rempah terbesar,” tambah Anita.
Di sisi lain, belum tersedianya fasilitas kegiatan ekspor di Maluku Utara seringkali jadi kendala bagi pengekspor lokal. Anita berharap masalah ini menjadi perhatian serius pemerintah di masa mendatang.

Minim Ekspor Rempah Malut

Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara mencatat periode Januari-Mei 2025, nilai ekspor Malut mencapai US$5.862,57 juta atau naik 42,47 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2024.
Anita (sisi tengah) saat menyiapkan komoditas rempah bunga pala untuk diekspor ke India. Foto: Asrul/cermat
Presentase barang ekspor dari Malut justru didominasi oleh Besi dan Baja (HS 72) dengan nilai mencapai US$3.794,80 juta, kemudian disusul Nikel (HS 75) US$1.779,23 juta, dan Bahan Kimia Anorganik (HS 28) senilai US$227,45 juta. Dari dominasi itu, komoditas rempah bahkan tak tercatat.
Sementara, BPS mencatat negara tujuan ekspor terbesar dari Maluku Utara pada 2025 adalah India, Tiongkok dan Jepang.
Data Kementerian Perdagangan RI juga mengemukakan bahwa permintaan ekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala dan cengkeh menyentuh angka 20 persen. Tetapi, produksi rempah Indonesia masih menempati peringkat ke-4 global setelah India, Tiongkok, dan Nigeria.
Proses stuffing bunga pala Maluku Utara di pelabuhan peti kemas Ahmad Yani Kota Ternate, Malut. Foto: Asrul/cermat
Kepala Seksi Humas Bea Cukai Ternate, Ary Sanjaya, mengaku pihaknya terus mendukung kegiatan ekspor rempah Malut untuk berkelanjutan. Ary melihat momentum ini menjadi kabar baik bagi sektor perkebunan Malut selain hasil pertambangan dan perikanan.
“Kami terus mendukung kegiatan ekspor yang tidak hanya bergantung pada sektor tambang. Melalui ekspor perdana seperti bunga pala, tentu menjadi kabar gembira bagi petani rempah dan sektor perkebunan Maluku Utara,” katanya.
Ary mengaku eskpor rempah akhirnya kembali dicatatkan setelah bertahun-tahun Maluku Utara dikenal sebagai pusat rempah di Indonesia. “Jadi harapannya kegiatan ekspor ini tetap berkelanjutan.”
Baca Juga:  Tetap Sama, Kasus Dugaan Penipuan Nasabah Bank di Sula Tak Berkembang

Mengembalikan Kejayaan Rempah Malut

Bagi Anita, jalur ekspor adalah cara lain dirinya mengenalkan kembali beragam jenis rempah-rempah asal Maluku Utara di mata dunia. “Bagi saya ini jadi peluang untuk daerah kita sendiri. Untuk petani-petani kita saat harga tak menentu. Saatnya mengangkat kembali komoditas rempah tanah ini,” tandasnya.