Gunung Api Gamalama, Ternate, Maluku Utara, saat ini masuk level II atau waspada. Hal ini terjadi karena ada peningkata Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang cukup siginifikan pada tanggal 4 Januari 2024.
Rekaman kegempaan pada tanggal 4 Januari 2024 dari pukul 00.00-06.00 WIT terekam 45 kali Gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 4-46 mm. Peningkatan Gempa Vulkanik Dalam ini yang menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh G. Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik, namun hingga saat ini gempa-gempa permukaan masih belum terekam.
Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dalam rilis remi mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih berada pada Level Il (Waspada).
“Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gamalama pada Level Il (Waspada), maka direkomendasikan masyarakat di sekitar Gamalama dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1 ,5 km dari kawah utama di puncak G. Gamalama,” ujar Hendra, Kamis, 04 Januari 2024.
Kata Hendra, pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran Iahar.
“Tingkat aktivitas Gamalama akan dievaluasi kernbali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat Aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan,” katanya.
***
Sejak 1 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 terekam 34 kali gempa hembusan, 57 kali gempa Vulkanik Dalam, 55 kali gempa Tektonik Lokal, 359 kali gempa Tektonik Jauh, dan 6 kali gempa Getaran Banjir.
Aktivitas hembusan kawah pada 1 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 teramati hembusan asap kawah putih tipis dengan tinggi 10-120 meter. Angin lemah-kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat laut.
Perkembangan terakhir, secara umum aktivitas Gamalama pada 1 Desember 2023 hingga 4 Januari 2024 pukul 06.00 WIT cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh Gempa Vulkanik Dalam, Gempa Tektonik Lokal, dan Gempa Tektonik Jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.
“Pada Kondisi seperti di atas, dan mengingat karateristik prekursor erupsi Gamalama, maka potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah Erupsi Freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa Iontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angina,” ungkap hendra.
***
Gunung api Gamalama di Maluku Utara secara geografis puncaknya terletak pada posisi 0 048′ LU dan 1270 19′ BT dengan ketinggian 1715 m di atas permukaan laut.
Secara administrasi termasuk wilayah Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Gamalama merupakan gunung api aktif yang tercatat sejarah letusannya sejak tahun 1538 dengan selang waktu erupsi antara 1-50 tahun.
Gamalama dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di JI. Facei, Sabia Belakang, Kel. Sangaji Utara Kec. Ternate Utara Kota Ternate, Maluku Utara.
Kegempaan Gamalama sejak bulan Januari 2023 didominasi oleh Gempa Tektonik jauh, Gempa Tektonik Lokal dan Gempa Vulkanik Dalam (VA). Kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA) umumnya terekam 2-3 kejadian per hari.
Hembusan asap kawah umumnya teramati berwarna putih tipis hingga tebal dengan tinggi 5 — 300 meter di atas puncak. Tingkat aktivitas pada saat ini berada pada Level Il (WASPADA) sejak 10 Maret 2015.
Karakter erupsi umumnya terjadi di kawah pusat dengan prekursor erupsi yang relatif singkat. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 4 Oktober 2018, diawali dengan terekamnya 7 Gempa Vulkanik Dalam 1 jam sebelum terjadi erupsi. Tinggi kolom erupsi mencapai 250 meter dari puncak.