News  

HAJAT 2025: Gastronomi Orang Ternate

Rizal Maraoly, Sekretaris Kota Ternate saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa

Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara memastikan kesiapan pelaksanaan HAJAT (Hari Jadi Ternate) 2025 dengan konsep yang lebih beragam dan menyebar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu rangkaian utama yang ditampilkan adalah Ternate Gastronomi Festival 2025, yang dirancang sebagai bagian dari penguatan identitas Ternate sebagai Kota Rempah.

Menurut para ahli, gastronomi adalah studi multidisiplin tentang makanan yang mencakup seni memilih, menyiapkan, menyajikan, dan menikmati hidangan lezat, serta hubungannya dengan budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan, menjadikannya lebih dari sekadar memasak, tapi pemahaman menyeluruh akan makanan sebagai fenomena budaya dan ilmiah.

Ahli seperti Jean-François Revel mendefinisikannya sebagai pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan memasak, perencanaan makan, seni mencicipi, dan apresiasi makanan secara keseluruhan.

Sekretaris Kota Ternate Rizal Marsaoly kepada cermat mengatakan, Festival Gastronomi 2025 lahir dari proses kurasi sejumlah kegiatan yang telah dimulai sejak 2024. Kurasi tersebut dilakukan oleh komunitas Inkubator yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Ternate untuk menginisiasi berbagai agenda berbasis rempah.

“Ini hasil kurasi beberapa kegiatan yang sejak 2024 sudah diinisiasi oleh teman-teman Inkubator dan difasilitasi oleh Pemerintah Kota. Ini adalah bentuk komitmen kami memperkuat city branding Ternate sebagai Kota Rempah,” ujar Rizal, Selasa 23 Desember 2025.

Ia menyebutkan, pada penghujung tahun 2025 terdapat tiga kegiatan utama Festival Gastronomi yang tersebar di tiga kecamatan. Di Kecamatan Ternate Selatan, kegiatan bertajuk Pesta di Selatan mengangkat tema Papeda Instan yang diinisiasi oleh beberapa komunitas, dan telah digelar selama lima hari. Sementara di Kecamatan Ternate Tengah, digelar Festival Gastronomi yang menonjolkan teknik meracik dan memasak kuliner menggunakan bumbu serta rempah asli Ternate.

Adapun di Kecamatan Ternate Utara, kegiatan bertajuk Flowing Badaka dilaksanakan oleh komunitas Ake Ga’alle. Kegiatan ini menyoroti pemanfaatan rempah tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga untuk kecantikan, jamu-jamuan, dan perawatan tubuh.

Baca Juga:  DAK Dinas Pendidikan Kota Ternate Menurun, Ini Alasannya

Menurut Rizal, seluruh rangkaian kegiatan tersebut memiliki tujuan jangka panjang yang mengerucut pada pencapaian peta jalan (road map) Kota Rempah yang saat ini tengah disusun Pemerintah Kota Ternate. Target akhirnya adalah terbangunnya ekosistem Kota Rempah yang kuat dan berkelanjutan.

“Tujuan dari  kegiatan ini adalah untuk membangun ekosistem Kota Ternate sebagai Kota Rempah dengan baik. Setiap tahun akan ada event dan festival yang mengaktivasi rempah sebagai bahan baku utama dalam aktivitas masyarakat, baik untuk pangan, kosmetik, maupun pengobatan,” katanya.

Ia berharap, melalui penguatan ekosistem tersebut, home industry masyarakat dapat tumbuh dan saling terhubung dalam memperkuat identitas Ternate sebagai Kota Rempah dan akan terus memperkuatnya melalui program-program yang berkelanjutan.

Selain itu, HAJAT 2025 juga memberi perhatian khusus pada peran perempuan sebagai penjaga warisan budaya rempah. Dalam sejumlah kegiatan, ditampilkan praktik tradisional seperti perawatan ibu pasca melahirkan menggunakan ramuan rempah oleh Mama dari Soa sebagai biang kampung.

“Rempah adalah bagian utama dari aktivitas mereka dulu, ini penting kita wariskan dan melestarikan,” ujarnya.

Rizal Bilang, dalam momentum peringatan Hari Ibu, dimanfaatkan untuk menghadirkan perempuan-perempuan hebat yang selama ini telah mempraktikkan dan merawat pengetahuan tradisional tersebut. Ia berharap, semangat ini dapat menginspirasi para ibu dan generasi perempuan di Ternate agar warisan budaya rempah tetap terjaga di masa mendatang.

Reporter: Fahri Aufat