Sastra  

Kalau Kau ke Halmahera

Pulau Mede, Halmahera Utara. Foto: Ipang Mahardhika/jalamalut

Pulanglah dengan ikhtiar

aku di antara rumah-rumah yang ramai ibu-ibu muda

di antara laki-laki yang peluh di laut dan gadis-gadis yang seharian di sungai

kalau kau ke Halmahera, kusebut mantra sambil melihat dadaku sendiri

takdir berkecamuk di dekat jantung

entah berhari-hari menyaksikan anak-anak masuk dalam dada perempuan dan aku mengomel mereka diam-diam

 

pulanglah dengan ikhtiar

aku di antara para bujang yang membiarkan matanya masuk dalam sebuah gadget

di antara remaja yang tiba-tiba suka berubah menjadi doraemon

kalau kau ke Halmahera, kusebut sajak sambil menatap cermin bersamamu

doa-doa berkelahi di antara dahi dan bibir yang harum

entah bertahun-tahun menyaksikan para perempuan memeluk pasangan mereka di atas motor dekil dan aku mengomel mereka diam-diam

 

pulanglah dengan ikhtiar

aku di antara sajadah dan sebuah kitab yang menua di rak-rak buku

di antara laki-laki uzur yang sebelum azan sudah berwudhu menunggu beduk

kalau kau ke Halmahera, kusebut zikir sambil melihat jemari bagai menghitung hari tanpa arloji

nasib beradu di antara rencana dan kesetiaan

entah musim berganti musim menyaksikan langit berubah dan aku mengomel diam-diam, sangat diam-diam

jangan biarkan hujan datang pada bujang seperti ini.

 

Kampong Makasar, Ternate, Akhir Juni 2016

Baca Juga:  Air Mata Pulang Sepanjang Pergi