Oknum polisi berinisial Bripda RF mengamuk sambil membawa senjata tajam di lingkungan sekolah dasar di Kota Ternate, Maluku Utara. Oknum polisi itu telah dilaporkan ke Propam Polda Maluku Utara untuk diproses.
Kejadian ini berawal dari perkelahian dua siswa SDN 41 Kelurahan Soa, Kecamatan Ternate Utara, pada Rabu, 30 April 2025. Ketika itu, dua siswa tersebut melaporkan masalah tersebut ke orangtuanya masing-masing.
Risdayanti Djamaludin selaku orangtua dari siswa yang berkelahi itu menjelaskan kronolgi awal permasalahan itu. Menurutnya, ketika itu, anaknya ditegur oleh orangtua siswa yang juga oknum polisi Bripda RF tersebut.
“Jadi begini, awalnya tuh saya punya anak dengan dia punya anak ini berkelahi, baku gara di sekolah. Terus anak saya ini mau keluar dari sekolah iniĀ mau pergi ke kios mau belanja, terus dia tegur anak saya,” kata Risdayanti Djamaludin kepada wartawan, Senin, 5 Mei 2025.
Risdayanti bilang, anaknya kemudian takut untuk kembali ke sekolah setelah ditegur oleh orangtua murid tersebut. Lalu, anaknya melaporkan masalah itu kepada dirinya.
“Terus anak saya ini sudah takut balik ke sekolah. Terus anak saya ini suruh neneknya untuk telepon saya. Katanya dia takut balik ke sekolah itu. Terus saya ke sana, saya tanya anak saya kenapa. Terus dia bilang, dia ditegur,” ungkapnya.
Setelah itu antarkedua orangtua tersebut saling cek-cok hingga handphone milik Risdayanti tidak sengaja mengenai wajah orangtua murid tersebut. Lalu, orangtua itu tidak terima hingga mengambil sebuah kursi lipat.
“Sementara baku melawan, baku adu mulut, posisi handphone saya ini kan memang kena mukanya dia. Tapi kan karena dia angkat muka, jadi kena sedikit. Sementara ibu ini ada pegang kursi lipat,” ujarnya.
Risdayanti menjelaskan, orangtua murid tersebut ingin memukul dirinya menggunakan kursi lipat itu. Namun, rencana itu digagalkan oleh suamo Risdayanti yang sigap mencegah dengan merampas kursi lipat yang dibawa orangtua murid itu.
“Karena memang dia ada pegang kursi, jadi pas dia mau pukul saya dengan kursi, suami saya ambil kursi dari dia. Memang cara ambilnya ini rampas dari tangannya karena memang takut. Jangan sampai dia pukul kena perut saya,” imbuhnya.
Kemudian, orangtua murid itu tidak terima dengan sikap suami Risdayanti hingga melaporkan masalah ini ke polisi karena mengaku telah dipukul. Namun, pengakuan ini dibantah oleh Risdayanti dan juga para guru.
“Tapi memang tidak ada pukul, guru-guru di situ juga berikan kesaksian kalau tidak ada pukul. Cuma memang dia yang pukul saya. Jadi suami saya ini cuma lindungi saya, takut kursi itu kena perut saya,” sambungnya.
Usai masalah itu, Risdayanti berrsama suaminya kemudian pulang. Lalu, tak berselama lama, suami Risdayanti mendapat telepon untuk kembali ke sekolah.
“Terus suaminya dia ajak kembali ke sekolah, terus kita berdua balik ulang ke sekolah. Balik ke sana itu guru-guru sudah panggil untuk baku bicara di dalam kantor,” bebernya.
Selanjutnya, saat Risdayanti dan suaminya hendak keluar dari sekolah lagi, sesampainya di pagar oknum polisi itu langsung datang. Oknum polisi itu kemudian menodongkan senjata tajam berupa pisau ke arah Risdayanti dan suaminya.
“Terus pas jalan mau keluar di pagar, si anak yang polisi ini datang langsung tarik dia punya senjata tajam itu langsung todongkan ke saya dan suami,” ucapnya.
Seketika itu Risdayanti beserta suaminya dan adiknya panik karena ancaman oknum polisi tersebut. Lalu, adik Risdayanti merekam aksi yang telah dilakukan oknum polisi itu.
“Jadi dari situ sudah kaget, saya suruh adik saya untuk video. Jadi memang di video itu suaranya dia agak besar karena dia ikut panik. Posisi pas kita mau keluar, dia juga datang pas di pagar langsung todong,” bilangnya.
Beruntung, aksi oknum polisi itu dicegah oleh orangtuanya dan guru-guru sekolah. Meski begitu, Risdayanti mengaku oknum polisi itu telah berniat untuk menusuk dirinya dan suami karena sudah membawa senjata tajam dari rumah.
“Itu kalau tidak ada yang tahan di situ, dia tetap maju. Untung papa dan mamanya cepat peluk dia, guru-guru juga cepat untuk tutup pagar. Jadi dia tidak bisa masuk. Jadi dari rumah dia sudah bawa barang tajam itu karena memang dia sudah ada niat,” tegasnya.
Akibat masalah itu, Risdayanti telah melaporkan aksi yang dilakukan oknum polisi tersebut ke Polda Maluku Utara. Dia berharap, oknum polisi itu bisa diproses atas tindakan pengancaman yang telah dilakukan.
“Saya mau secepatnya ditindaklanjuti supaya masalah ini betul-betul clear,” pungkasnya.