Muhammadiyah ambil alih rumah sakit Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang berada di Kecamatan Galela, Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara.
Rumah sakit tersebut diambil alih karena dibangun sejak tahun 2010 tapi hingga saat ini belum difungsikan. Sementara, pengurus dan pemilik lahan meminta agar secepatnya difungsikan.
Majelis kesehatan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara yang mengetahui itu lalu berkoordinasi dengan pimpinan pusat Muhammadiyah dan pihak MER-C, agar diambil alih.
Wakil Ketua bidang Kesejahteraan Sosial PWM Malut Dr. Hi. Kasman Hi. Ahmad, menuturkan bahwa pengurus MER-C dan masyarakat Galela pada umumnya meminta agar amal usaha yang dibangun sejak lama ini bisa dioperasikan secepatnya.
“Ada dua hal yang perlu diketahui. Pertama, mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Kedua, pada wakaf atau yang menghibahkan lahan berharap agar amal mereka bisa berjalan dan amal jariah mereka bisa berlanjut,” ucapnya Sabtu, 04 Januari 2024.
Sebagai putera daerah, ia melihat ini menjadi kebutuhan yang mendesak karena wilayah Galela-Loloda belum ada rumah sakit yang representatif untuk melakukan pelayanan di bidang kesehatan. Dari sisi jangkauan mulai dari Galela Utara sampai Loloda Utara ke Tobelo ini sangat jauh.
“Ketika ada masyarakat yang sakit di Loloda Utara dan dirujuk ke RSUD Tobelo, harus melewati medan yang cukup parah, walaupun dalam batasan tertentu akses itu bisa didapatkan namun membutuhkan energi yang tidak sedikit,” ungkapnya.
Dijelaskannya, Muhammadiyah memandang bahwa ini adalah amal usah bidang kesehatan yang menjadi kor Muhammadiyah selain bidang pendidikan dan sosial yang lain. Kesehatan menjadi perhatian khusus dan amal usaha yang dikelolah dan terkenal di Indonesia.
“Saya juga sebagai pengurus Wilayah Muhammadiyah Malut dan ini adalah bidang saya, kami sudah berkoordinasi dengan MER-C Pusat. Alhamdulillah sudah ada persiapan ketika MER-C Pusat menyerahkan pengelolaan ke Muhammadiyah. MER-C Galela juga punya yayasan tersendiri maka pengelolaan juga akan diserahkan ke Muhammadiyah dan akan dikelola dan dimanfaatkan,” ungkapnya.
Pihaknya berharap dengan hadirnya MER-C ini akan menambah aset dalam rangka pelayanan kesehatan yang memiliki standar yang layak berdasarkan kebutuhan. Kedepan pihaknya berharap masyarakat Halut khususnya yang berada di Galela sampai Loloda sudah harus memanfaatkan rumah sakit ini untuk pengembangan selanjutnya.
“Perlu saya tegaskan bahwa ini adalah amal usaha strategis khususnya untuk pimpinan daerah Muhammadiyah di Halut. Kita di Wilayah memfasilitasi sampai seterusnya, kita akan serahkan pelayanan ini ke PDM Halut bidang kesejahteraan sosial dan rumah sakit,” bebernya.
Karena ini baru dialih kelola oleh Muhammadiyah, maka standar MER-C ini tidak langsung ke rumah sakit, karena butuh standar minimal rumah sakit ini cukup ribet, baik dari sisi manajemen maupun dari sisi perluasan pelayanannya.
“Belum bisa langsung rumah sakit MER-C Galela, karena masih di bawah standar, yakni klinik pratama. Dia satu tingkat di bawah rumah sakit, tetapi sudah dilakukan pelayanan rawat inap, yang dikasih standar minimal klinik pratama yang ditetapkan oleh pemerintah,” tuturnya.
Untuk tega kesehatan, baik dokter ahli, dokter umum, akan disiapkan oleh majelis Muhammadiyah. Lalu untuk tenaga kesehatan seperti bidan dan perawat mungkin banyak SDM-nya di Halut dan tenaga mereka akan dibutuhkan.
“Selain tenaga kesehatan, Muhammadiyah juga akan mengadakan alat kesehatan dan obat-obatan. Karena Muhammadiyah sudah ambil alih maka segala fasilitas di MER-C Galela ditangani oleh Muhammadiyah,” tutupnya.